Apakah Gelembung AI Mulai Melemah?

Kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat perhatian industri teknologi. Perusahaan besar maupun startup berlomba-lomba memposisikan diri sebagai pemimpin di bidang ini. Namun, di balik gencarnya promosi dan optimisme, tanda-tanda perlambatan mulai terlihat. Saham perusahaan teknologi anjlok, perekrutan dibatasi, hingga muncul peringatan dari tokoh industri bahwa ekspektasi terhadap AI mungkin terlalu berlebihan.
Tanda-Tanda Perlambatan
Industri teknologi di Amerika Serikat, khususnya Silicon Valley, sangat gencar mempromosikan AI. Hampir setiap iklan, produk, hingga layanan dikaitkan dengan teknologi ini. Namun, beberapa sinyal menunjukkan adanya perlambatan:
- Saham perusahaan teknologi turun: Palantir mengalami penurunan 9%, Oracle 5,8%, Nvidia 3,5%, serta AMD dan Arm lebih dari 5%.
- Proyek AI kurang menghasilkan keuntungan: Studi dari MIT menemukan bahwa 95% proyek AI generatif belum memberikan peningkatan signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
- Meta menghentikan perekrutan AI: Meski terus menginvestasikan dana besar, Meta mengumumkan pembekuan perekrutan di divisi AI.
Sinyal ini menunjukkan bahwa tidak semua investasi besar dalam AI langsung berbanding lurus dengan keuntungan nyata.
Kritik dari Tokoh Industri
Sam Altman, CEO OpenAI, mengakui bahwa investor mungkin terlalu bersemangat menilai potensi keuntungan AI. Ia bahkan menyebut ada risiko “overvaluasi” di sektor ini. Pernyataan tersebut muncul setelah OpenAI dinilai gagal memenuhi ekspektasi pada peluncuran model ChatGPT terbaru.
Selain itu, mantan CEO Google, Eric Schmidt, juga mengingatkan bahwa fokus berlebihan pada pencapaian Artificial General Intelligence (AGI)—kecerdasan buatan yang setara atau melebihi manusia—bisa menyesatkan. Menurutnya, banyak peluang pemanfaatan AI saat ini justru terabaikan karena obsesi pada target jangka panjang yang belum jelas kapan bisa tercapai.
Antara Hype dan Realitas
Meskipun laporan keuangan sejumlah perusahaan teknologi tetap menunjukkan hasil positif, belanja modal yang sangat besar untuk pengembangan AI menimbulkan tanda tanya. Investor berharap setiap tambahan miliaran dolar yang digelontorkan mampu memberikan imbal hasil nyata.
Namun, realitas menunjukkan jurang yang semakin lebar antara narasi perusahaan dan pandangan publik:
- Bagi teknolog: AI dianggap masa depan yang tak terhindarkan, dengan keyakinan bahwa AGI segera tercapai.
- Bagi masyarakat umum: AI kerap dipandang sebagai sesuatu yang membingungkan, berlebihan, bahkan mengganggu kehidupan sehari-hari.
Pernyataan Mark Zuckerberg yang menyebut bahwa tidak menggunakan kacamata AI di masa depan akan sama seperti tidak memakai kacamata medis saat ini memperlihatkan betapa kuatnya dorongan perusahaan untuk menjadikan AI bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Ujian Besar: Laporan Keuangan Nvidia
Perusahaan chip Nvidia menjadi salah satu pemain kunci dalam ekosistem AI karena produknya digunakan dalam pembangunan model AI berskala besar. Setelah sahamnya terguncang, laporan keuangan terbaru yang dirilis pada pekan ini akan menjadi ujian penting. Investor akan menilai apakah belanja besar-besaran untuk infrastruktur AI memang memberikan hasil sesuai harapan atau justru menambah keraguan terhadap keberlanjutan tren ini.
Ikatan Emosional dengan AI
Di sisi lain, fenomena lain mulai terlihat di kalangan pengguna AI, khususnya mereka yang intens menggunakan ChatGPT. Beberapa pengguna mengaku menjalin keterikatan emosional dengan model AI ini, sehingga setiap perubahan terasa sangat signifikan.
Peluncuran GPT-5 sempat menuai kritik karena dianggap mengubah “kepribadian” model. OpenAI akhirnya menyesuaikan kembali karakteristik GPT-5 dan membuka akses ke model lama bagi pelanggan berbayar. Hal ini menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, AI bukan sekadar alat, melainkan sudah menjadi bagian dari keseharian yang memberi kenyamanan psikologis.
Kesimpulan
AI tetap menjadi salah satu inovasi teknologi paling penting di era modern. Namun, tanda-tanda perlambatan menegaskan bahwa euforia tidak selalu sejalan dengan hasil nyata. Saham yang menurun, perekrutan yang dibatasi, serta kritik dari tokoh industri menunjukkan perlunya “realitas baru” dalam melihat AI.
Obsesi pada AGI mungkin terlalu jauh dari kenyataan saat ini. Sementara itu, manfaat praktis AI yang sudah ada justru perlu lebih dimaksimalkan untuk kepentingan publik. Dengan demikian, keberlanjutan teknologi ini tidak hanya bergantung pada investasi besar, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat bahwa AI mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.
Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Terobosan MIT: Alat AI Baru Otomatiskan Annotasi Citra Medis, Mempercepat Inovasi Klinis
alya 30/09/2025 0Cambridge, 2025 – Institut Teknologi Massachusetts (MIT) kembali menghadirkan gebrakan di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan meluncurkan sebuah alat AI revolusioner yang dirancang untuk…
Teknologi AI & Regulasi di Indonesia: Harmonisasi Perpres AI Segera Dilakukan untuk Masa Depan Digital yang Aman
alya 30/09/2025 0Jakarta, 2025 Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam beberapa tahun terakhir telah membawa…
PBB Bahas AI dalam Sidang Keamanan Global: Menimbang Antara Peluang dan Risiko
alya 30/09/2025 0New York, 2025 Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kembali menjadi sorotan utama dunia internasional. Dalam sidang…
Ledakan Investasi Infrastruktur AI: Triliunan Rupiah Digelontorkan, Tapi Kapan Baliknya?
alya 30/09/2025 0Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) saat ini menjadi “bintang utama” dalam dunia teknologi global. Hampir setiap…
Gemini Robotics 1.5: Terobosan DeepMind yang Membuat Robot Mampu “Berpikir” Sebelum Bertindak
alya 30/09/2025 0Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin hari semakin mengagumkan. Setelah model bahasa besar (large language…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (813)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (58)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags