Blog

CEO Qualcomm: “Jangan Terlalu Cepat Menentukan Pemenang AI” Kompetisi Masih Terbuka Lebar di Era Perubahan Cepat

Dalam dunia teknologi yang bergerak secepat kilat, ketika banyak perusahaan berlomba-lomba mengklaim posisi terdepan dalam perlombaan kecerdasan buatan (AI), CEO Qualcomm, Cristiano Amon, justru mengambil langkah berbeda.

Dalam pernyataannya pada konferensi AI Edge Global Summit 2025 di San Francisco, Amon memperingatkan publik dan para pelaku industri untuk tidak terlalu cepat menyimpulkan siapa “pemenang sebenarnya” dalam perlombaan AI termasuk Qualcomm sendiri.

“Kompetisi AI belum berakhir. Faktanya, kita bahkan baru memulai babak pertama,” ujar Amon di hadapan para investor dan jurnalis teknologi.

Pernyataan ini menjadi sorotan tajam, terutama di tengah dominasi pemberitaan mengenai raksasa seperti Nvidia, OpenAI, dan Google DeepMind yang kerap digadang-gadang sebagai penguasa masa depan AI global.

AI: Arena Terbuka dengan Banyak Pemain Besar

Menurut Amon, AI bukanlah perlombaan dengan satu garis finish yang jelas, melainkan ekosistem yang akan terus berkembang, berubah arah, dan melahirkan pemenang baru di setiap fasenya.

“Banyak orang melihat AI seolah akan berakhir dengan satu juara tunggal. Tapi kenyataannya, teknologi ini memiliki banyak dimensi mulai dari komputasi cloud, perangkat edge, hingga konektivitas di dunia nyata,” katanya.

Ia menegaskan bahwa setiap perusahaan memiliki kekuatan unik di segmen tertentu. Misalnya, Nvidia kuat di bidang chip data center, sementara Google dan OpenAI unggul dalam model bahasa besar (LLM).

Namun Qualcomm, kata Amon, mengambil posisi berbeda dengan fokus pada AI di perangkat edge (edge AI) yakni AI yang berjalan langsung di perangkat seperti smartphone, mobil, drone, dan perangkat IoT, tanpa tergantung koneksi cloud.

Fokus Qualcomm: AI yang Dekat dengan Pengguna

Dalam wawancaranya dengan Bloomberg Technology, Amon menjelaskan bahwa masa depan AI tidak hanya bergantung pada server besar, tetapi juga pada bagaimana AI dapat beroperasi secara efisien dan aman di perangkat pribadi.

“AI akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya di pusat data. Maka, kuncinya bukan siapa yang memiliki model terbesar, tetapi siapa yang dapat membuat AI bekerja di tangan setiap orang,” tegasnya.

Qualcomm baru-baru ini meluncurkan Snapdragon X Elite dan Snapdragon 8 Gen 4, dua chip terbaru yang dilengkapi dengan NPU (Neural Processing Unit) yang dirancang khusus untuk menangani pemrosesan AI di perangkat.

Dengan kemampuan ini, ponsel pintar, laptop, dan bahkan mobil listrik dapat menjalankan AI generatif secara lokal, tanpa perlu mengirim data ke cloud menghemat energi, mempercepat respon, dan menjaga privasi pengguna.

Amon menambahkan, “AI akan menjadi personal. Bukan hanya sesuatu yang kita akses dari server jauh, tetapi sesuatu yang ada di saku kita, di mobil kita, dan bahkan di rumah kita.”

Kompetisi Dinamis: Hari Ini Raja, Besok Bisa Tertinggal

Cristiano Amon juga menyoroti sifat fluktuatif industri teknologi, di mana dominasi bisa berubah dalam waktu singkat. Ia mencontohkan bagaimana perusahaan seperti Nokia dan BlackBerry dulu mendominasi dunia ponsel, namun tergeser karena gagal beradaptasi terhadap perubahan ekosistem.

“Industri teknologi bukan tentang siapa yang menang hari ini, tapi siapa yang terus berinovasi besok,” ujarnya.

“Keunggulan di dunia AI tidak ditentukan oleh ukuran model atau jumlah chip yang terjual, tetapi oleh kemampuan memahami arah kebutuhan pasar dan pengguna.”

Amon bahkan menyinggung risiko euforia berlebihan terhadap model-model besar seperti GPT-5 atau Gemini, yang meski spektakuler, tetap membutuhkan infrastruktur mahal dan konsumsi energi tinggi.

“AI yang efisien, hemat daya, dan privat akan menjadi kebutuhan utama konsumen di masa depan. Dan di situlah Qualcomm ingin berperan,” katanya dengan tegas.

AI Edge: Arah Baru yang Mulai Dilirik Dunia

Filosofi yang dibawa Amon mulai menarik perhatian banyak pihak. Beberapa analis pasar menilai bahwa AI di perangkat edge akan menjadi salah satu tren paling kuat dalam lima tahun ke depan, terutama dengan munculnya perangkat pintar generasi baru yang membutuhkan kecerdasan lokal.

Menurut laporan IDC 2025 Emerging Tech Outlook, pasar AI edge diproyeksikan tumbuh hingga US$180 miliar pada tahun 2030, dengan sektor utama meliputi kendaraan otonom, smart home, dan wearable devices.

Qualcomm, yang sudah memiliki pijakan kuat di pasar chip mobile, dianggap memiliki posisi strategis untuk memimpin segmen tersebut.

Amon mengakui bahwa Qualcomm tidak bermaksud menyaingi Nvidia secara langsung di pusat data, melainkan melengkapi ekosistem dengan solusi AI hemat daya di sisi pengguna (edge-side intelligence).

Pesan Kepemimpinan: Inovasi, Bukan Kompetisi Buta

Di akhir pidatonya, Amon menyampaikan pesan yang cukup reflektif tentang arah industri AI global.

Ia menyebut bahwa saat ini terlalu banyak perusahaan terobsesi menjadi “yang pertama” atau “yang terbesar”, padahal esensi AI adalah bagaimana teknologi ini memberdayakan manusia dan meningkatkan efisiensi hidup.

“AI bukan perlombaan ego, melainkan evolusi kolaboratif,” ujar Amon.

“Kita perlu memastikan bahwa AI bukan hanya alat bagi industri besar, tapi juga kekuatan yang bisa diakses oleh semua orang dari pengembang kecil hingga pengguna individu.”

Pernyataan ini disambut positif oleh para pengamat industri yang menilai Amon berhasil memberikan perspektif realistis dan seimbang dalam suasana hype AI yang kian membesar.

Kesimpulan: AI Masih Permainan Panjang

Pernyataan Cristiano Amon menjadi pengingat bahwa dunia AI masih berada di fase awal, dan belum ada “pemenang pasti” di bidang ini.

Dengan kemajuan cepat di berbagai lini mulai dari chip, perangkat, hingga model AI generatif posisi setiap pemain dapat berubah sewaktu-waktu. Qualcomm memilih jalur berbeda dengan fokus pada AI yang efisien, dekat dengan pengguna, dan terintegrasi langsung ke dalam perangkat sehari-hari.

Sementara para raksasa lain berebut di pusat data, Qualcomm justru menyiapkan fondasi bagi masa depan AI yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Seperti disampaikan Amon menutup pidatonya,

“AI bukan hanya tentang siapa yang memimpin hari ini. Ini tentang siapa yang bisa beradaptasi, berinovasi, dan terus relevan untuk dekade-dekade mendatang.”

Dan dengan filosofi itu, Qualcomm tampaknya tidak sekadar ikut dalam perlombaan mereka tengah membantu membentuk ulang lintasan kompetisi AI itu sendiri.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Nvidia Umumkan “NVQLink”: Jembatan Baru antara Komputasi Kuantum dan AI Era Superkomputer Cerdas Dimulai

alya 31/10/2025

Raksasa teknologi Nvidia kembali mencatat sejarah baru dalam dunia komputasi setelah secara resmi memperkenalkan NVQLink, sebuah teknologi interkoneksi revolusioner yang dirancang untuk menghubungkan prosesor kuantum…

Malaysia dan Asia Tenggara Didorong Manfaatkan Modal Swasta untuk Revolusi AI: Peluncuran Dewan Modal Swasta ASEAN Jadi Tonggak Baru Transformasi Digital

alya 31/10/2025

Kuala Lumpur, Dunia tengah bergerak cepat ke arah ekonomi berbasis kecerdasan buatan (AI), dan Asia…

Google Dorong Misi Besar AI di Asia Tenggara: Revolusi Teknologi untuk Pertanian, Kesehatan, dan Pendidikan

alya 31/10/2025

Raksasa teknologi dunia, Google, resmi mengumumkan inisiatif besar terbarunya di kawasan Asia Tenggara, dengan misi…

CEO Qualcomm: “Jangan Terlalu Cepat Menentukan Pemenang AI” Kompetisi Masih Terbuka Lebar di Era Perubahan Cepat

alya 31/10/2025

Dalam dunia teknologi yang bergerak secepat kilat, ketika banyak perusahaan berlomba-lomba mengklaim posisi terdepan dalam…

UNISOC Hadirkan Teknologi Konektivitas Baru untuk Dunia yang Lebih Tersambung: Misi Menjembatani Kesenjangan Digital Global

alya 30/10/2025

Beijing, Di tengah derasnya arus perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi digital global, masih ada…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!