Blog

Oracle dan Meta Negosiasikan Kesepakatan Cloud AI Senilai US$20 Miliar: Perebutan Dominasi Infrastruktur Kecerdasan Buatan Global

Dalam lanskap teknologi modern, kecerdasan buatan (AI) menjadi medan persaingan paling panas antarperusahaan teknologi global. Tidak hanya soal inovasi perangkat lunak, tetapi juga soal infrastruktur komputasi yang menopang model AI raksasa. Baru-baru ini, tersiar kabar bahwa Oracle tengah berada dalam tahap negosiasi dengan Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp) untuk menyepakati kontrak penyediaan cloud computing dengan nilai fantastis, yakni sekitar US$20 miliar atau lebih dari Rp320 triliun.

Kesepakatan berskala raksasa ini disebut-sebut akan menjadi salah satu kontrak terbesar di sektor cloud AI, sekaligus menandai pergeseran strategi Oracle dalam memperkuat posisinya sebagai pemain penting di dunia komputasi awan yang selama ini didominasi oleh Amazon (AWS), Microsoft (Azure), dan Google Cloud.

Mengapa Meta Membutuhkan Infrastruktur Cloud Besar-Besaran?

Meta dikenal sebagai salah satu perusahaan teknologi yang agresif dalam mengembangkan large language models (LLM) dan aplikasi AI generatif. Mereka meluncurkan Llama (Large Language Model Meta AI) yang kini sudah mencapai versi ketiga dan banyak digunakan oleh komunitas open source.

Namun, untuk melatih dan mengoperasikan model AI sebesar itu, dibutuhkan infrastruktur komputasi yang sangat kuat:

  • Ribuan GPU (Graphics Processing Unit) kelas atas untuk melakukan pelatihan.
  • Data center dengan efisiensi energi tinggi agar operasional tetap berkelanjutan.
  • Bandwidth data besar untuk distribusi model AI ke berbagai aplikasi Meta, mulai dari Facebook feed yang lebih personal, iklan berbasis AI, hingga integrasi chatbot di WhatsApp dan Messenger.

Dengan kebutuhan masif inilah, Meta membutuhkan mitra strategis. Oracle, yang selama ini dikenal sebagai raksasa basis data, melihat peluang emas untuk memperluas dominasi mereka di sektor cloud.

Oracle: Dari Database ke Cloud AI

Oracle sudah lama dikenal sebagai pemain utama dalam solusi database untuk perusahaan besar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, mereka gencar melakukan ekspansi ke bisnis cloud.

Beberapa langkah strategis Oracle yang relevan dengan negosiasi ini antara lain:

  1. Membangun Oracle Cloud Infrastructure (OCI) → Platform cloud yang bersaing langsung dengan AWS, Azure, dan Google Cloud.
  2. Mengintegrasikan AI di Layanan Cloud → Oracle menambahkan AI untuk otomatisasi database, keamanan, dan analitik data.
  3. Kemitraan dengan Nvidia → Untuk memperkuat kemampuan komputasi AI dengan GPU khusus pelatihan model besar.

Dengan reputasi mereka dalam mengelola data sensitif skala besar, Oracle melihat sektor AI sebagai peluang untuk mencuri pangsa pasar cloud dari para pesaingnya.

Nilai Kontrak dan Dampak Global

Kontrak senilai US$20 miliar ini tidak hanya besar dari sisi angka, tetapi juga dari sisi dampaknya terhadap industri:

  • Peningkatan Skala Meta → Meta akan mampu mempercepat riset AI dan memperluas penggunaan LLM mereka ke miliaran pengguna di seluruh dunia.
  • Lonjakan Reputasi Oracle → Jika kesepakatan ini berhasil, Oracle akan meloncat ke jajaran atas penyedia cloud AI global.
  • Persaingan Semakin Ketat → AWS, Microsoft Azure, dan Google Cloud harus mencari cara baru untuk mempertahankan dominasi mereka.

Implikasi Teknologi: Infrastruktur AI sebagai Layanan

Negosiasi antara Meta dan Oracle ini memperlihatkan tren baru dalam dunia AI, yakni lahirnya konsep infrastruktur AI sebagai layanan (AI Infrastructure as a Service).

Alih-alih membangun semua pusat data sendiri, perusahaan teknologi besar kini mulai memanfaatkan penyedia cloud eksternal untuk menghemat biaya dan mempercepat waktu peluncuran. Model ini memungkinkan perusahaan fokus pada pengembangan aplikasi AI tanpa harus terbebani oleh kompleksitas membangun data center dari nol.

Dampak bagi Indonesia dan Asia Tenggara

Bagi kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kesepakatan besar seperti ini bisa memberi beberapa implikasi penting:

  • Akselerasi Cloud Adoption → Perusahaan di kawasan ini akan semakin terdorong untuk mengadopsi layanan cloud berbasis AI.
  • Potensi Kolaborasi Startup → Startup AI lokal bisa mendapat akses lebih mudah ke infrastruktur AI global yang lebih terjangkau.
  • Persaingan Layanan Cloud → Hadirnya lebih banyak penyedia cloud dengan harga kompetitif bisa menekan biaya teknologi di kawasan ini.

Tantangan yang Membayangi

Meski terlihat menjanjikan, kesepakatan Oracle–Meta ini juga memiliki tantangan besar:

  1. Keamanan Data → Mengelola data miliaran pengguna global menuntut standar keamanan yang sangat tinggi.
  2. Regulasi Global → Meta kerap mendapat sorotan terkait privasi dan penggunaan data, sehingga kerjasama ini bisa diawasi ketat regulator.
  3. Tekanan Kompetitif → Pesaing besar seperti AWS dan Azure tentu tidak akan tinggal diam, bahkan bisa meluncurkan paket layanan AI yang lebih agresif.

Kesimpulan

Negosiasi kontrak cloud AI senilai US$20 miliar antara Oracle dan Meta menandai babak baru dalam perebutan dominasi teknologi global. Oracle berusaha memperluas kekuatan mereka dari dunia database menuju cloud AI, sementara Meta membutuhkan infrastruktur kuat untuk mendorong ambisinya di dunia AI generatif.

Jika kesepakatan ini berhasil, bukan hanya Oracle dan Meta yang akan terdampak, tetapi juga seluruh industri teknologi global. Cloud AI akan semakin menjadi tulang punggung inovasi digital, sementara perusahaan di seluruh dunia termasuk Indonesia akan merasakan dampaknya dalam bentuk akses teknologi AI yang lebih luas dan terjangkau.

Era kompetisi cloud AI baru saja dimulai, dan Oracle bersama Meta tampaknya siap menjadi pemain kunci dalam percaturan global ini.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Regulator Tiongkok Tegur Kuaishou dan Weibo: Peringatan Serius atas Pelanggaran Konten Digital

alya 22/09/2025

Industri teknologi di Tiongkok kembali menjadi sorotan setelah otoritas pengawas dunia maya (Cyberspace Administration of China/CAC) mengeluarkan peringatan keras kepada dua raksasa platform media sosial,…

Peruri Ingatkan Bahaya AI: Ancaman Serius bagi Ketahanan Digital Indonesia di Era Teknologi Cerdas

alya 22/09/2025

Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin pesat dan telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia,…

Nissan Perkenalkan Sistem Mengemudi Cerdas Berbasis AI: Kolaborasi dengan Startup Inggris Wayve

alya 22/09/2025

Industri otomotif global tengah memasuki era baru dengan hadirnya teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang…

IndoSec 2025: Panggung Keamanan Siber untuk Infrastruktur Kritis di Asia Tenggara

alya 22/09/2025

Di tengah percepatan digitalisasi dan meningkatnya ketergantungan pada teknologi, keamanan siber kini menjadi salah satu…

Indonesia Bentuk Tim Tanggap Insiden Siber Nasional: Perisai Baru Ketahanan Digital di Era AI dan Big Data

alya 22/09/2025

Di tengah meningkatnya ancaman serangan siber global, Indonesia mengambil langkah strategis dengan membentuk Tim Tanggap…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!