Google Umumkan Penutupan Tables dan Saran Pindah ke Sheets
Google kembali melakukan perombakan pada lini produknya. Kali ini, giliran Tables, aplikasi pencatat kerja sekaligus pesaing Airtable yang dipastikan akan berhenti beroperasi. Dalam email kepada penggunanya, Google menyebutkan bahwa Tables tidak akan lagi didukung setelah 16 Desember 2025. Perusahaan juga memberikan arahan bagi pengguna untuk mengekspor atau memigrasikan data mereka, baik ke Google Sheets maupun AppSheet, sesuai kebutuhan masing-masing.
Apa Itu Google Tables?
Tables pertama kali diluncurkan pada 2020 sebagai salah satu proyek eksperimental dari Area 120, divisi inkubator internal Google. Aplikasi ini dikembangkan untuk membantu pelacakan proyek dengan lebih efisien melalui fitur otomatisasi.
Tables sejak awal ditujukan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari manajemen proyek, operasional IT, layanan pelanggan, CRM, rekrutmen, hingga pengembangan produk. Google melihat potensi besar pada aplikasi ini karena mampu menggabungkan fungsi spreadsheet dengan fleksibilitas database, mirip dengan apa yang ditawarkan Airtable.
Pada 2021, Google menyatakan bahwa Tables akan keluar dari tahap beta untuk menjadi produk resmi Google Cloud. Keputusan ini memperkuat keyakinan bahwa Tables dapat menjadi solusi kerja sama tim lintas fungsi dalam ekosistem Workspace.
Dampak Penutupan Tables
Meski sempat menjadi salah satu kisah sukses awal Area 120, perjalanan Tables tidak bisa dipisahkan dari nasib divisi induknya. Pada 2022, Google melakukan reorganisasi besar-besaran dengan memangkas setengah proyek Area 120. Fokus divisi itu kemudian dialihkan sepenuhnya pada pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Tahun berikutnya, Area 120 resmi dibubarkan sebagai bagian dari gelombang pemutusan hubungan kerja yang lebih luas di Google. Hanya sedikit proyek yang berhasil bertahan dan berpindah ke lini produk inti perusahaan, salah satunya adalah Aloud, yang kemudian bertransformasi menjadi fitur auto-dubbing di YouTube.
Tables sendiri masih sempat bertahan dengan bergabung ke tim Google Workspace di bawah Google Cloud. Namun, kini layanan tersebut juga mendapatkan tanggal akhir dukungannya.
Pemindahan Data dari Tables ke Sheets
Dalam email resmi, Google memberikan dua opsi migrasi data untuk pengguna Tables. Pertama, data dapat diekspor langsung ke Google Sheets. Setelah itu, pengguna dapat melanjutkan manajemen alur kerja mereka menggunakan tabel dan notifikasi bersyarat yang tersedia di Sheets.
Opsi kedua adalah memindahkan data ke AppSheet, platform no-code milik Google. Pilihan ini memungkinkan pengguna untuk tetap mempertahankan format tabel, tipe kolom, dan hubungan antar-data. AppSheet juga mendukung automasi, pengaturan izin yang detail, serta integrasi langsung dengan Google Workspace.
Untuk mempermudah proses ini, Google menyediakan alat migrasi yang terintegrasi. Selain itu, tim pengembang Tables sebelumnya juga telah menciptakan pengalaman data baru di dalam AppSheet yang dapat mendukung pembangunan aplikasi khusus serta alur kerja otomatis.
Inovasi Tables Tidak Berlanjut
Tables dikembangkan oleh Tim Gleason, karyawan Google dengan pengalaman lebih dari satu dekade. Gleason kemudian berpindah menjadi manajer teknis di NotebookLM sebelum mengumumkan pensiunnya pada 2024. Meski diciptakan dengan visi efisiensi kerja tim, perjalanan Tables memperlihatkan betapa rapuhnya proyek eksperimental di perusahaan teknologi besar ketika berhadapan dengan prioritas strategis baru.
Meski begitu, Google tidak sepenuhnya menutup pintu bagi ide yang dibawa oleh Tables. Banyak dari fungsinya kini dilanjutkan melalui AppSheet. Dengan demikian, konsep inti Tables tetap hidup, hanya saja berganti wadah.
Posisi Google di Pasar Kolaborasi Digital
Penutupan Tables juga mengisyaratkan bahwa Google memilih untuk memfokuskan sumber dayanya pada platform yang lebih matang. Google Sheets masih menjadi salah satu produk inti dengan basis pengguna luas, sementara AppSheet menawarkan pendekatan modern melalui no-code development.
Dengan mengarahkan pengguna Tables ke dua produk tersebut, Google berharap bisa memperkuat integrasi di ekosistem Workspace. Di sisi lain, langkah ini juga menunjukkan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menyatukan inovasi ke produk yang sudah mapan, daripada mempertahankan aplikasi terpisah.
Kesimpulan
Penghentian dukungan Google Tables pada akhir 2025 menandai berakhirnya perjalanan salah satu proyek Area 120 yang sempat menjanjikan. Meski demikian, Google tetap menyediakan jalur transisi yang jelas, baik ke Google Sheets maupun AppSheet, agar pengguna tidak kehilangan data atau alur kerja mereka.
Langkah ini mencerminkan strategi Google dalam menyederhanakan portofolio produk sekaligus memperkuat layanan utama di ekosistem Workspace. Walaupun Tables akan ditutup, warisan inovasinya tetap terlihat dalam bentuk fitur-fitur yang kini hidup di AppSheet.
Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Shell Indonesia Hadirkan Helix Ultra Generasi Baru: Inovasi Teknologi Formula Canggih untuk Masa Depan Otomotif Ramah Mesin dan Ramah Lingkungan
alya 08/11/2025 0Jakarta, Industri otomotif Indonesia kembali mendapat angin segar dengan peluncuran produk terbaru dari Shell Indonesia, yaitu Shell Helix Ultra dengan formula generasi baru. Produk pelumas…
Tiongkok Percepat Revolusi Teknologi Nasional: Pedoman Baru Pemerintah Dorong Penerapan Inovasi dan Produk Canggih Secara Masif
alya 08/11/2025 0Pemerintah Tiongkok baru saja merilis sebuah pedoman nasional yang berfokus untuk mempercepat pengembangan serta penerapan…
Meta Platforms Gelontorkan Investasi Rp 9.600 Triliun untuk Pusat Data AI: Langkah Raksasa Menuju Dominasi Teknologi Masa Depan
alya 08/11/2025 0Perusahaan teknologi global Meta Platforms Inc., yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg, kembali menjadi pusat perhatian…
Guncangan di Pasar Teknologi Global: Saham AI Tertekan, Sinyal Risiko Baru di Balik Euforia Kecerdasan Buatan
alya 08/11/2025 0Pekan ini, pasar saham global mengalami penurunan tajam yang mengguncang sektor teknologi dan kecerdasan buatan…
Langkah Besar Teknologi Nasional: ITB Serahkan Laptop Berkomponen Dalam Negeri kepada Kemenperin, Wujud Nyata Kemandirian Digital Indonesia
alya 08/11/2025 0Dalam upaya memperkuat ekosistem industri teknologi di tanah air, Institut Teknologi Bandung (ITB) secara resmi…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (961)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (62)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags
