Blog

China Tegur Nvidia atas Dugaan Pelanggaran Antitrust

China kembali mengetatkan sikapnya terhadap perusahaan teknologi global dengan menyatakan bahwa Nvidia melanggar peraturan antitrust negara tersebut. Temuan ini terkait akuisisi Mellanox Technologies pada tahun 2020 senilai 7 miliar dolar AS. Keputusan otoritas ini datang di tengah tensi perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang semakin memanas, khususnya dalam sektor semikonduktor yang kini menjadi fokus utama persaingan teknologi global.

Kasus Nvidia

Nvidia, raksasa semikonduktor asal Amerika Serikat, mengakuisisi Mellanox Technologies, pemasok perangkat jaringan komputer, sekitar empat tahun lalu. Langkah ini dianggap sebagai strategi memperkuat posisinya dalam teknologi pusat data dan jaringan berkecepatan tinggi. Namun, otoritas China, yakni State Administration for Market Regulation (SAMR), menyatakan akuisisi tersebut menyalahi aturan persaingan usaha.

Meski belum ada sanksi resmi yang diumumkan, investigasi masih berlangsung dan berpotensi menambah kerumitan dalam negosiasi tarif antara AS dan China yang saat ini sedang dilakukan di Madrid. Persoalan akses terhadap chip Nvidia sendiri sudah lama menjadi isu sensitif di antara kedua negara.

Pernyataan Resmi Nvidia

Pihak Nvidia menegaskan bahwa perusahaan selalu berupaya mematuhi hukum yang berlaku di setiap negara. Perusahaan juga menyatakan akan terus bekerja sama dengan pemerintah terkait dalam evaluasi dampak kebijakan ekspor terhadap pasar komersial. Namun, ketidakjelasan langkah lanjutan dari otoritas China menimbulkan kekhawatiran akan adanya pembatasan baru di masa mendatang.

Di sisi lain, keputusan ini berpotensi memperburuk hubungan dagang, terutama setelah berbagai kebijakan ekspor chip yang saling diberlakukan sejak 2024. Situasi ini menimbulkan ketidakpastian tinggi bagi industri yang mengandalkan stabilitas rantai pasok semikonduktor.

Regulasi Ekspor Chip Nvidia

Sejak awal tahun 2025, berbagai aturan ekspor chip telah berubah beberapa kali. Amerika Serikat di bawah pemerintahan sebelumnya memperkenalkan AI Diffusion Rule untuk membatasi penjualan chip AI buatan AS ke China dan sejumlah negara lain. Meski aturan tersebut kemudian dicabut, kontrol ekspor tetap menjadi instrumen utama dalam kebijakan perdagangan AS.

Langkah berikutnya adalah penerapan lisensi khusus pada April, yang sempat melarang penjualan chip ke China. Beberapa bulan kemudian, izin penjualan kembali dibuka, namun diikuti syarat baru berupa potongan 15% dari pendapatan penjualan yang harus disetorkan ke pemerintah AS. Akibatnya, perusahaan semikonduktor seperti Nvidia menghadapi kesulitan dalam menjalankan bisnisnya karena proses ekspor yang berbelit.

Skenario Negosiasi Tarif AS-China

Dalam konteks ini, terdapat sejumlah skenario yang mungkin muncul dari negosiasi tarif antara AS dan China terkait akses semikonduktor:

  • Penyesuaian tarif bertahap untuk produk tertentu, yang dapat memberikan keringanan sementara bagi rantai pasok, tetapi tetap menyisakan ketidakpastian akibat aturan ekspor yang berubah-ubah.
  • Pemberian lisensi khusus untuk komponen strategis seperti chip AI dan perangkat litografi, yang menciptakan pasar dua lapis dengan akses berbeda bagi setiap pemasok.
  • Pengurangan tarif luas namun disertai kontrol ekspor ketat, sehingga harga chip lebih kompetitif tetapi risiko kebocoran teknologi tetap ditekan.
  • Kesepakatan kerja sama jangka panjang terkait penelitian dan pengembangan semikonduktor, perlindungan hak kekayaan intelektual, serta penguatan rantai pasok.
  • Stalemate berkepanjangan yang ditandai dengan pembatasan berkala dan aturan lisensi ketat, menyebabkan volatilitas harga dan melambatnya investasi di sektor ini.

Faktor yang Menentukan Arah Kebijakan

Ada beberapa aspek penting yang akan memengaruhi hasil dari negosiasi ini. Pertama, postur keamanan nasional AS yang berhubungan dengan teknologi strategis. Kedua, tekanan politik domestik di kedua negara yang menuntut perlindungan lapangan kerja serta pengendalian inflasi. Ketiga, strategi perusahaan global dalam memindahkan produksi ke wilayah alternatif seperti Asia Tenggara dan Eropa. Keempat, sinyal diplomatik dan konsistensi penegakan aturan yang akan menentukan kredibilitas kesepakatan.

Dampak bagi Industri dan Bisnis

Bagi perusahaan, situasi ini menuntut strategi adaptif agar tetap relevan dan mampu bersaing di tengah perubahan yang cepat. Diperlukan langkah-langkah terukur yang tidak hanya menanggapi tantangan, tetapi juga membuka peluang baru. Beberapa langkah yang dapat ditempuh antara lain:

  • Memantau perkembangan regulasi secara ketat di kedua negara.
  • Membangun rantai pasok yang lebih beragam dengan basis produksi di berbagai kawasan.
  • Menginvestasikan sumber daya pada kepatuhan hukum untuk memperlancar proses ekspor-impor.
  • Menyiapkan rencana cadangan untuk menghadapi kemungkinan skenario kebijakan yang berbeda.

Ketidakpastian ini juga mendorong semakin banyak perusahaan untuk mencari alternatif chip non-AS atau mengembangkan kapasitas produksi domestik di China, sebagai cara mengurangi ketergantungan pada pasokan luar negeri.

Kesimpulan

Kasus dugaan pelanggaran antitrust Nvidia di China menyoroti semakin kompleksnya hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi dunia. Dengan investigasi yang masih berjalan dan negosiasi tarif yang belum menghasilkan kejelasan, industri semikonduktor berada dalam ketidakpastian.

Meski ada peluang untuk tercapainya kompromi, risiko pembatasan ekspor tetap besar dan dapat memengaruhi investasi jangka panjang. Pada akhirnya, masa depan industri ini akan ditentukan oleh keseimbangan antara kepentingan politik, keamanan, dan kebutuhan pasar global.

Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Micro1 Kantongi Pendanaan Seri A Valuasi 500 Juta

Revalita 26/09/2025

Micro1, startup berusia tiga tahun yang menyediakan layanan perekrutan dan manajemen kontraktor manusia untuk pelabelan serta pelatihan data AI, baru saja meraih pendanaan Seri A…

Pengguna Spotify Free Berbahagia, Kini Bisa Putar Lagu Bebas

Revalita 26/09/2025

Spotify mengumumkan pembaruan besar untuk pengguna Spotify free di seluruh dunia. Jika sebelumnya mereka hanya…

Vibe Coding Ubah Cara Developer Bekerja di Era AI

Revalita 26/09/2025

Konsep vibe coding muncul sebagai cara baru dalam dunia pemrograman yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI)…

Kesepakatan Oracle OpenAI Guncang Pasar Teknologi

Revalita 26/09/2025

Kesepakatan senilai USD 300 miliar antara Oracle dan OpenAI mengejutkan banyak pihak di pasar keuangan.…

Operasi Deportasi ICE Amerika Didukung Teknologi Canggih

Revalita 26/09/2025

Kebijakan imigrasi menjadi salah satu isu utama pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Janji untuk…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!