
Bapak AI Peringatkan Ancaman Nyata dari Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Dari sekadar alat bantu sederhana, kini AI mampu melakukan banyak hal yang dulunya hanya dapat dilakukan oleh manusia. Namun, di balik kemajuan pesat ini, muncul kekhawatiran dari para penciptanya sendiri.

Salah satu suara paling berpengaruh datang dari Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer asal Inggris. Ia dikenal sebagai “Bapak AI” karena perannya dalam menciptakan fondasi utama teknologi ini, yaitu neural network dan deep learning.
AI yang Bisa Lebih Pintar dari Manusia
Dalam wawancaranya bersama CBS News, Hinton mengungkapkan bahwa ada kemungkinan besar AI akan menjadi jauh lebih cerdas dari manusia. Pewawancara bahkan menanyakan tentang istilah “P (doom)”, yaitu probabilitas terjadinya bencana eksistensial akibat AI.
“Saya pikir, sebagian ahli di bidang ini akan sepakat, soal kemungkinan hal ini (AI) menjadi jauh lebih pintar dari kita dan mengambil kendali dari kita,” kata Hinton dalam wawancara tersebut.
Ia menambahkan bahwa hal ini bisa saja terjadi, bisa juga tidak. Namun, hanya dengan adanya kemungkinan tersebut, manusia sudah perlu waspada. Sebab, konsekuensinya dapat sangat besar dan berbahaya.
Apa Maksud “Mengambil Alih”?
Hinton tidak menjelaskan secara detail apa yang dimaksud dengan “mengambil alih manusia”. Namun, banyak pihak menafsirkan ini sebagai kondisi ketika AI menggantikan hampir semua fungsi manusia. Mulai dari pekerjaan, keputusan strategis, hingga potensi dominasi dalam skala global.
Dalam skenario yang paling ekstrem, AI bisa saja bertindak berlawanan dengan kepentingan manusia. Bahkan menjadi entitas yang mengendalikan keputusan, informasi, dan sistem dunia modern. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan.
Dunia Belum Siap
Menurut Hinton, banyak orang belum sepenuhnya menyadari ancaman besar yang bisa muncul dari AI. Masyarakat cenderung menganggap AI sebagai teknologi yang keren dan canggih, tanpa menyadari potensi risikonya di masa depan.
“Orang-orang belum paham hal ini dan tak mengerti ancaman apa yang akan hadir di masa depan dari pengembangan AI,” imbuhnya.
Hinton mengibaratkan AI seperti bayi harimau. Saat ini memang terlihat menggemaskan dan tidak membahayakan. Namun, jika dibiarkan tumbuh tanpa kendali, bisa menjadi predator yang bahkan menyerang orang yang merawatnya.
Kecerdasan yang Melebihi Kita
AI saat ini sudah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengolah data dan informasi. Model bahasa seperti GPT-4 misalnya, dapat merespons pertanyaan hingga menghasilkan ide bisnis. Kemampuannya dalam mengakses dan mengolah informasi bahkan bisa melampaui manusia biasa.
“Model bahasa macam GPT-4 sudah tahu lebih banyak informasi dari kita. Jangan kaget apabila di masa depan AI seperti ini akan ahli dalam berbagai bidang,” Kata Hinton.
Fokus pada Keamanan, Bukan Keuntungan
Salah satu hal yang paling ditekankan Hinton adalah pentingnya pengembangan AI yang aman. Menurutnya, perusahaan teknologi saat ini terlalu fokus pada keuntungan dan mengabaikan aspek keselamatan.
“Perusahaan harus memprioritaskan pengembangan AI yang lebih mengedepankan keamanan dan keselamatan dibanding keuntungan,” ujarnya.
Hinton menyebut ada dua ancaman besar dari AI. Pertama, AI yang menjadi terlalu pintar dan mengambil kendali. Kedua, AI yang disalahgunakan oleh manusia untuk tujuan jahat. Misalnya untuk serangan siber, penipuan online, atau bahkan penciptaan senjata baru.
Seruan untuk Perusahaan Teknologi
Hinton menekankan pentingnya alokasi sumber daya untuk keamanan AI. Ia menyarankan agar perusahaan teknologi mengalokasikan sepertiga dari kekuatan komputasi mereka untuk riset keselamatan. Tanpa pengawasan dan regulasi, pengembangan AI bisa melaju ke arah yang tidak diinginkan.
Ia bahkan mengkritik Google, tempat ia bekerja selama bertahun-tahun. Pada Mei 2023, Hinton memilih keluar dari Google karena kecewa pada arah pengembangan AI perusahaan tersebut. Ia menilai Google terlalu fokus pada kepentingan militer.
“Jika kita lihat sekarang, perusahaan-perusahaan AI besar macam Google mencoba untuk mengabaikan pembuatan regulasi AI,” ungkapnya.
Menurutnya, regulasi semacam itu sangat penting. Bukan hanya untuk mengatur bagaimana AI digunakan hari ini, tapi juga untuk melindungi generasi mendatang.
Regulasi untuk Masa Depan Umat Manusia
Hinton menyerukan agar perusahaan besar bersatu dalam menciptakan aturan yang berfokus pada kelangsungan hidup umat manusia. Tanpa ini, perkembangan AI bisa menjauh dari kontrol manusia.
“Apabila perusahaan-perusahaan besar mengembangkan suatu regulasi AI yang fokus pada masa depan dan kehidupan manusia, saya akan turut senang,” tutupnya.
Antisipasi dan Tanggung Jawab Etika
Ancaman yang diperingatkan Geoffrey Hinton bukan semata imajinasi fiksi ilmiah, tetapi berakar pada realitas teknologi saat ini. Perusahaan-perusahaan teknologi besar didesak untuk menyadari tanggung jawab moral mereka terhadap dunia.
Regulasi yang berpihak pada keselamatan harus menjadi prioritas, bukan hanya perburuan keuntungan. Ketika AI berkembang tanpa kontrol, risiko bahaya bukan lagi sekadar kemungkinan.
Beberapa peneliti dan ahli etika mendesak agar ada standar global untuk pengembangan dan penggunaan AI. Standar ini mencakup prinsip transparansi, tanggung jawab, dan pencegahan terhadap potensi penyalahgunaan.
Dengan pendekatan yang etis, AI dapat diarahkan menjadi alat bantu yang memperkuat manusia, bukan menggantikannya. Ini berarti, manusia tetap memegang kendali atas arah dan dampak teknologi tersebut.
Dampak Sosial dan Ketimpangan
Tak hanya soal keamanan, perkembangan AI juga membawa dampak sosial yang perlu dipikirkan secara serius. Salah satunya adalah ancaman ketimpangan ekonomi yang makin lebar.
Kecerdasan buatan dapat menggantikan tenaga manusia, terutama di sektor pekerjaan repetitif dan administratif. Tanpa kebijakan yang adil, jutaan orang bisa kehilangan pekerjaan.
Selain itu, kesenjangan akses terhadap teknologi juga berpotensi memperdalam jurang antara kelompok masyarakat. Negara atau individu yang tidak memiliki akses terhadap AI akan tertinggal jauh.
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Geoffrey Hinton mendorong semua pihak untuk aktif dalam diskusi dan pembuatan regulasi AI. Pemerintah tidak boleh pasif atau terlambat dalam menyikapi perkembangan ini. Harus ada kolaborasi antara negara, akademisi, dan pelaku industri untuk membuat sistem pengawasan AI. Sistem tersebut harus fleksibel namun tegas dalam mencegah potensi ancaman.
Masyarakat pun perlu sadar akan perubahan zaman yang sedang terjadi. Masyarakat bukan hanya pengguna pasif, tetapi juga bagian dari ekosistem digital yang aktif. Pemahaman tentang cara kerja AI, risikonya, dan manfaatnya harus diperluas.
Kesimpulan
Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai “Bapak AI”, memperingatkan bahwa kecerdasan buatan bisa jadi lebih pintar dari manusia dan berisiko “mengambil alih” banyak hal. Pengembang dan perusahaan harus mengutamakan keselamatan dalam menciptakan teknologi ini.
Pemerintah dan masyarakat juga perlu bekerja sama untuk memastikan AI digunakan dengan bijak dan tidak disalahgunakan. Dengan perhatian yang tepat, AI bisa memberi manfaat tanpa menimbulkan ancaman.
Ingin mengoptimalkan bisnis dengan teknologi canggih? Wesclic Indonesia Neotech menawarkan solusi yang mengintegrasikan teknologi canggih untuk mendukung efisiensi bisnis. Kunjungi Wesclic Product untuk detail lebih lanjut dan ikuti Wesclic Instagram untuk berita terbaru.
Recent Post
-
YouTube Uji Coba Paket Premium Duo Hemat untuk Dua Orang
-
RSUD Bunda Gunakan Teknologi Robotik Gen 2 untuk Operasi yang Lebih Aman
-
Google Bocorkan Desain Android Terbaru yang Lebih Ekspresif
-
Apple Kirim Peringatan Serangan Spyware ke Pengguna iPhone
-
Mistral AI, Inovasi Kecerdasan Buatan dari Prancis yang Saingi ChatGPT
-
TikTok Didenda Rp 9,8 Triliun Karena Ketahuan Kirim Data Pengguna ke China
-
Amazon Nova Premier Hadir dengan Kapasitas Konteks hingga 1 Juta Token
-
Fortnite Kembali Hadir di App Store, Apple Kalah di Pengadilan
Categories
- Business (150)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (27)
- Media Relations (72)
- News (39)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- Technology (364)
- Tips and Trick (73)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (25)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (30)
Tags
Read More
YouTube Uji Coba Paket Premium Duo Hemat untuk Dua Orang
titah 08/05/2025 0YouTube selalu berusaha memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya. Untuk itu, mereka kini tengah menguji coba paket Premium Duo, yang memungkinkan dua orang untuk berbagi langganan…
RSUD Bunda Gunakan Teknologi Robotik Gen 2 untuk Operasi yang Lebih Aman
titah 08/05/2025 0Teknologi di dunia medis terus berkembang dan membawa banyak perubahan. Salah satu inovasi terbaru yang…
Google Bocorkan Desain Android Terbaru yang Lebih Ekspresif
titah 08/05/2025 0Google selalu berusaha meningkatkan pengalaman pengguna Android melalui desain yang lebih menarik dan mudah digunakan.…
Apple Kirim Peringatan Serangan Spyware ke Pengguna iPhone
titah 08/05/2025 0Perangkat digital, terutama smartphone, kini menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari komunikasi hingga…
Mistral AI, Inovasi Kecerdasan Buatan dari Prancis yang Saingi ChatGPT
titah 08/05/2025 0Mistral AI, sebuah perusahaan asal Prancis, mulai mencuri perhatian dunia dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatannya.…
Categories
- Business (150)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (27)
- Media Relations (72)
- News (39)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- Technology (364)
- Tips and Trick (73)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (25)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (30)
Popular Tags