
Instagram Reels Hadir dengan Mode Picture-in-Picture
Instagram tengah menguji fitur baru yang memungkinkan pengguna menonton Reels dalam mode Picture-in-Picture (PiP). Fitur ini memungkinkan video diputar dalam jendela kecil melayang di layar, sementara pengguna tetap bisa membuka aplikasi lain. Langkah ini menandai strategi Instagram untuk memperkuat daya tarik konten Reels, terutama di tengah persaingan ketat dengan platform video lain seperti TikTok dan YouTube yang lebih dulu menghadirkan fitur serupa.
Fitur PiP ini diharapkan meningkatkan fleksibilitas penggunaan, karena pengguna tidak perlu lagi menghentikan tontonan saat berpindah aplikasi. Dengan begitu, Instagram berupaya menjaga keterlibatan audiens agar tetap tinggi meski mereka melakukan aktivitas lain di ponsel.
Fitur Picture-in-Picture Instagram Reels
Fitur PiP pertama kali terungkap melalui pengumuman internal dan laporan dari peneliti aplikasi, yang kerap membongkar uji coba tersembunyi Instagram sebelum diluncurkan secara resmi. Pengguna yang masuk dalam kelompok uji coba akan mendapatkan notifikasi mengenai kehadiran fitur ini dan panduan untuk mengaktifkannya. Dengan adanya PiP, pengguna dapat tetap menonton Reels sembari melakukan aktivitas lain, seperti membalas pesan atau menjelajahi media sosial lain. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan retensi penonton, terutama untuk video berdurasi panjang.
Pengaruh PiP Instagram Reels Terhadap Konten Kreator
Kehadiran PiP diprediksi akan membawa perubahan signifikan pada strategi kreator dalam membuat konten. Dengan tampilan video yang bisa tetap berjalan meski pengguna membuka aplikasi lain, kreator perlu menyesuaikan gaya produksi agar pesan tetap tersampaikan secara efektif. Selain itu, format PiP membuka peluang untuk eksperimen baru dalam durasi, pacing, maupun interaktivitas konten. Beberapa kemungkinan yang muncul antara lain:
- Dorongan untuk konten berdurasi panjang. Kreator mungkin lebih berani membuat video mendalam seperti tutorial, sesi tanya jawab, atau konten naratif karena penonton bisa menontonnya sambil melakukan aktivitas lain.
- Struktur video yang lebih tersegmentasi. Kreator dapat membagi video panjang menjadi bagian-bagian jelas agar mudah diikuti meski ditonton dalam jendela kecil.
- Optimalisasi visual dan overlay. Penggunaan teks di layar, caption singkat, dan visual pendukung diperkirakan meningkat agar pesan tetap tersampaikan meskipun ukuran video lebih kecil.
Adaptasi Call-to-Action PiP Instagram Reels
Fitur PiP juga mendorong penyesuaian dalam strategi call-to-action (CTA), karena kreator perlu memastikan ajakan atau pesan promosi tetap terlihat dan efektif meskipun video ditonton dalam jendela kecil. Kreator perlu menempatkan CTA lebih awal dan singkat agar tidak terlewat saat penonton beralih perhatian ke aplikasi lain. Selain itu, dorongan seperti “tonton sampai habis” atau “lanjutkan di PiP” bisa menjadi pendekatan baru untuk mempertahankan perhatian audiens.
Perubahan Pola Publikasi
Jika retensi penonton benar-benar meningkat berkat PiP, kreator bisa bereksperimen dengan pola unggahan baru, seperti membuat serial konten panjang yang dibagi menjadi beberapa bagian atau menayangkan rangkuman singkat setelah video utama. Pendekatan ini memberi variasi dan mendorong audiens kembali pada konten utama meski dalam mode multitasking.
Pentingnya Analisis Data
Dalam jangka panjang, kreator perlu memperhatikan data performa untuk memahami dampak PiP terhadap engagement. Beberapa metrik kunci yang bisa dipantau meliputi durasi rata-rata tonton, tingkat penyelesaian video, serta perbandingan performa antara video berdurasi pendek dan panjang. Hasil pengukuran ini akan menjadi dasar bagi penyesuaian strategi konten berikutnya.
Risiko PiP Instagram Reels
Walau menawarkan banyak peluang, kehadiran fitur PiP juga membawa beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh kreator. Tantangan ini berkaitan dengan cara menjaga kualitas konten sekaligus mempertahankan perhatian penonton yang kini lebih mudah teralihkan. Beberapa risiko yang muncul antara lain:
- Durasi terlalu panjang: Video yang terlalu lama dapat membuat penonton cepat bosan, terutama jika isi tidak seimbang dengan durasinya.
- Perhatian penonton terpecah: PiP memudahkan multitasking, tetapi juga membuat fokus audiens lebih rentan terbagi.
- Kebutuhan format yang ringkas dan menarik: Kreator dituntut menyeimbangkan kualitas isi dengan penyajian yang singkat agar audiens tidak beralih.
Implikasi bagi Instagram
Bagi Instagram sendiri, PiP merupakan upaya memperpanjang waktu pengguna berada di dalam ekosistemnya. Dengan meningkatnya daya tarik konten berdurasi panjang, aplikasi ini dapat bersaing lebih efektif dengan YouTube maupun TikTok. Jika uji coba ini berhasil dan diterapkan secara luas, Instagram berpotensi mendapatkan peningkatan signifikan dalam durasi konsumsi konten.
Kesimpulan
Uji coba fitur Picture-in-Picture pada Instagram Reels menandai langkah baru platform ini dalam mendorong konsumsi konten yang lebih fleksibel. Kreator didorong untuk mengeksplorasi format video yang lebih panjang, terstruktur, dan tetap menarik meski ditonton dalam jendela kecil. Meski ada risiko menurunnya fokus audiens, fitur ini membuka peluang besar bagi konten kreator untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan interaksi. Bagi Instagram, fitur ini bukan hanya inovasi teknis, tetapi juga strategi untuk memperkuat posisinya di ranah video digital yang semakin kompetitif.
Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Proyek “Stargate”: OpenAI, Oracle, dan SoftBank Gelontorkan US$500 Miliar untuk Infrastruktur AI Raksasa
alya 01/10/2025 0Jakarta, September 2025 – Dunia teknologi kembali diguncang dengan pengumuman investasi kolosal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tiga raksasa global, yakni OpenAI, Oracle, dan SoftBank,…
Pergeseran ke “World Models”: AI Kini Alihkan Fokus dari LLM ke Pemahaman Dunia Nyata
alya 01/10/2025 0Jakarta, September 2025 Dunia kecerdasan buatan (AI) tengah memasuki fase baru. Jika selama beberapa tahun…
OpenAI Siapkan “Sora 2”: Aplikasi Sosial Berbasis Video AI ala TikTok, Era Baru Kreativitas Digital Dimulai
alya 01/10/2025 0Jakarta, September 2025 Setelah sukses mengguncang dunia teknologi dengan ChatGPT dan inovasi AI generatif lainnya,…
Kepercayaan Publik Australia terhadap AI & Media Sosial Menurun: Etika Jadi Sorotan Utama
alya 01/10/2025 0Jakarta, September 2025 Sebuah laporan terbaru dari Australian National University (ANU) mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan…
DeepSeek Luncurkan Model Eksperimental “V3.2-Exp” dan Turunkan Harga API Lebih dari 50%: Gebrakan Baru di Dunia AI
alya 01/10/2025 0Jakarta, September 2025 – Perusahaan teknologi kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, kembali menjadi sorotan…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (820)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (58)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags