Blog

Apple Ubah Arah Strategi Mixed Reality: Kurangi Produksi Vision Pro, Fokus pada Model Lebih Terjangkau dengan Teknologi AI Terbaru

Oktober 2025 Apple Inc. dikabarkan tengah melakukan perubahan besar dalam strategi bisnis untuk lini perangkat mixed reality (MR) mereka. Menurut laporan dari beberapa sumber industri teknologi internasional, perusahaan asal Cupertino ini berencana mengurangi produksi headset Vision Pro produk MR premium yang diluncurkan awal tahun lalu dan mengalihkan fokus pengembangan ke model yang lebih terjangkau, agar dapat menjangkau pasar konsumen yang lebih luas.

Langkah ini menandai pergeseran penting dalam perjalanan Apple di bidang realitas campuran dan kecerdasan buatan (AI), dua teknologi yang kini menjadi fokus utama dunia teknologi global.

Vision Pro: Teknologi Hebat dengan Tantangan Pasar Nyata

Sejak diluncurkan pada 2024, Apple Vision Pro telah mencuri perhatian sebagai salah satu perangkat mixed reality paling canggih di dunia. Ditenagai oleh chip Apple M3 dan prosesor R1 khusus untuk pengolahan visual real-time, headset ini menawarkan pengalaman “spatial computing” yang menggabungkan dunia nyata dan virtual dengan presisi luar biasa.

Namun, di balik semua inovasi itu, tantangan harga dan aksesibilitas muncul sebagai penghalang utama. Dengan harga peluncuran sekitar $3.499 (lebih dari Rp55 juta), Vision Pro dianggap terlalu mahal bagi sebagian besar konsumen, terutama di pasar Asia dan Eropa yang lebih sensitif terhadap harga.

Menurut analis teknologi Mark Gurman (Bloomberg), penjualan Vision Pro tidak mencapai ekspektasi awal Apple. “Perangkat ini memang luar biasa secara teknis, tetapi pasar belum siap untuk mengadopsinya secara masif. Konsumen menunggu sesuatu yang lebih ringan, lebih praktis, dan tentu saja, lebih terjangkau,” ujarnya.

Apple Siapkan Vision “Lite”: Headset dengan AI Terintegrasi

Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, Apple kini dilaporkan tengah menyiapkan proyek headset baru yang dikenal internal dengan nama kode “N109”, yang akan menjadi versi “Lite” dari Vision Pro.

Model ini dikabarkan akan:

  • Menggunakan chip M5 terbaru dengan efisiensi energi lebih baik.
  • Menyertakan fitur AI adaptif yang dapat mempelajari preferensi pengguna.
  • Menghadirkan layar micro-OLED resolusi tinggi, tetapi dengan tingkat refresh rate lebih hemat daya.
  • Menyederhanakan sistem sensor eksternal untuk menekan biaya produksi.

Menurut bocoran dari The Information, Apple menargetkan harga sekitar $1.500–$2.000, menjadikannya lebih kompetitif dibandingkan headset lain seperti Meta Quest Pro 2 dan Samsung Moohan XR yang baru saja diumumkan.

Headset baru ini juga disebut akan mengintegrasikan Apple Intelligence, sistem kecerdasan buatan generasi terbaru yang diperkenalkan di iOS 19. Dengan kemampuan memahami konteks, mengatur lingkungan virtual secara otomatis, serta menyesuaikan tampilan aplikasi dengan aktivitas pengguna, perangkat ini diharapkan dapat menjadi jembatan antara teknologi spatial computing dan AI personal.

Fokus pada Produksi Efisien dan Desain Ergonomis

Selain penurunan harga, Apple juga dikabarkan akan menitikberatkan pada peningkatan kenyamanan pengguna dan efisiensi manufaktur.

Proses produksi Vision Pro sebelumnya memerlukan komponen optik dan sensor presisi tinggi yang sulit diperoleh secara massal. Apple bekerja sama dengan pemasok seperti Sony untuk panel display dan Luxshare Precision untuk perakitan, namun tingkat yield (keberhasilan produksi) masih di bawah harapan.

Dengan model baru, Apple disebut akan menggunakan komponen buatan TSMC dan LG Display yang lebih mudah diproduksi secara besar-besaran. Desain fisik juga akan disederhanakan bobot lebih ringan, tali kepala lebih fleksibel, dan sistem baterai eksternal yang lebih efisien.

Langkah ini bukan hanya strategi produksi, tetapi juga upaya Apple untuk menciptakan perangkat mixed reality yang lebih “human-centric”, di mana pengguna bisa memakai headset lebih lama tanpa merasa lelah atau terbebani.

Persaingan Panas di Dunia XR dan AI

Keputusan Apple ini datang di tengah persaingan sengit di sektor XR (Extended Reality).

  • Meta terus memperluas ekosistem Quest dan menghadirkan integrasi AI dalam Horizon OS.
  • Samsung dan Google baru saja mengumumkan kolaborasi besar untuk headset “Project Moohan”, yang akan debut akhir Oktober.
  • Sony dan HTC Vive juga menyiapkan pembaruan VR mereka dengan fitur AI penyesuaian lingkungan.

Dalam konteks ini, Apple tampaknya menyadari bahwa untuk mempertahankan relevansi di pasar teknologi imersif, mereka perlu berfokus pada volume pengguna dan integrasi AI yang lebih kuat, bukan hanya pada keunggulan spesifikasi.

Visi Jangka Panjang Apple: Realitas Campuran untuk Semua

Meski keputusan untuk mengurangi produksi Vision Pro dianggap oleh sebagian pihak sebagai langkah mundur, banyak analis justru melihatnya sebagai strategi jangka panjang yang realistis.

Apple telah dikenal mampu mengubah teknologi elit menjadi produk massal seperti saat iPhone pertama kali dirilis pada 2007, atau ketika Apple Watch menjadi perangkat wearable mainstream.

Maka bukan tidak mungkin, headset “Vision Lite” kelak akan menjadi titik awal revolusi baru di dunia realitas campuran dan kecerdasan buatan personal.

Dengan kombinasi desain ergonomis, performa tinggi, dan kecerdasan adaptif, Apple tampaknya berambisi menjadikan MR bukan sekadar alat hiburan, melainkan platform komputasi masa depan yang bisa digunakan siapa saja dari pelajar, desainer, hingga profesional industri.

Kesimpulan

Perubahan arah Apple dari Vision Pro premium menuju model AI-powered yang lebih terjangkau menunjukkan dinamika penting dalam industri teknologi: bahwa inovasi sejati tidak hanya soal kecanggihan, tetapi juga keterjangkauan dan relevansi bagi pengguna.

Jika semua sesuai rencana, dunia bisa segera menyaksikan babak baru dalam perjalanan Apple menuju realitas campuran yang benar-benar inklusif dan digerakkan oleh AI.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Yamaha Motor Luncurkan Cobot 7-Axis Terbaru: Revolusi Robot Kolaboratif Cerdas untuk Otomasi Industri Modern

alya 23/10/2025

Jakarta, 23 Oktober 2025 Yamaha Motor Co., Ltd. kembali mencuri perhatian dunia teknologi industri dengan peluncuran cobot (collaborative robot) terbaru mereka, yang mengusung desain 7-axis…

Lazarus Group Serang Industri Drone Eropa: Aksi Siber Korea Utara untuk Curi Teknologi UAV Terbaru Terungkap

alya 23/10/2025

Jakarta, 23 Oktober 2025 Dunia keamanan siber kembali diguncang oleh laporan terbaru yang mengungkap bahwa…

Korea Selatan Perluas Sayap Teknologi di Jepang: NIPA Bawa 50 Perusahaan K-ICT ke Japan IT Week Autumn 2025

alya 23/10/2025

Tokyo, 23 Oktober 2025  Dalam upaya memperkuat pengaruh industri teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Korea…

OpenAI Siap Luncurkan “ChatGPT Atlas”: Browser AI Generasi Baru yang Bisa Menavigasi Web Seperti Asisten Pribadi Digital

alya 23/10/2025

San Francisco, Oktober 2025 Perusahaan pengembang kecerdasan buatan terkemuka, OpenAI, kembali mencetak tonggak baru di…

ASEAN dan Jepang Bersatu di AJCCA 2025: Membangun Perisai Siber Asia untuk Hadapi Ancaman Digital Global

alya 23/10/2025

Tokyo, 23 Oktober 2025 Dalam langkah strategis menghadapi meningkatnya ancaman siber global, negara-negara ASEAN bersama…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!