Blog

ChatGPT: Jangan Ucapkan “Tolong” dan “Terima Kasih”

Sering kali, kita terbiasa menggunakan kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih” saat berinteraksi dengan ChatGPT. Meskipun kebiasaan ini memang terlihat sopan, sebenarnya kata-kata tersebut tidak memberikan pengaruh apa pun pada kualitas respons yang diberikan oleh AI ini.

ChatGPT adalah model kecerdasan buatan (AI) yang tidak memiliki emosi atau perasaan seperti manusia. Dengan demikian, meskipun kita menambahkan kata-kata sopan tersebut, hal itu tidak memengaruhi cara kerja atau hasil yang diberikan oleh sistem.

 Kata-kata tersebut hanya berfungsi sebagai elemen bahasa manusia yang sudah menjadi kebiasaan, tanpa memberi kontribusi signifikan terhadap interaksi itu sendiri. Lebih buruk lagi, kebiasaan yang tampaknya kecil ini bisa berdampak besar pada biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh OpenAI.

Dampak Biaya Tersembunyi yang Terjadi di ChatGPT

Sam Altman, CEO OpenAI, mengungkapkan bahwa kebiasaan menambahkan kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih” sebenarnya menambah biaya yang tidak sedikit. Hal ini disebabkan oleh cara kerja ChatGPT dalam memproses perintah yang diberikan.

Setiap kata yang kita masukkan ke dalam sistem tidak hanya sekadar “diterima” begitu saja, tetapi akan dipecah menjadi unit-unit kecil yang disebut token. Setiap kata dan bahkan setiap tanda baca yang digunakan dalam input kita akan dihitung sebagai token, dan jumlah token yang lebih banyak akan memengaruhi beban kerja sistem.

Proses Tokenisasi dan Pengaruhnya pada Biaya Operasional ChatGPT

Setiap interaksi yang dilakukan dengan ChatGPT diproses dalam bentuk token. Kata “tolong” atau “terima kasih”, meskipun hanya menambah sekitar 2 hingga 4 token, tapi ini tetap memengaruhi biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Biaya per token memang terbilang sangat kecil, hanya sekitar $0,0000015 hingga $0,000002 untuk setiap interaksi. Namun, masalah mulai muncul ketika jumlah interaksi mencapai jutaan setiap harinya.

Jika dihitung dalam jangka panjang, biaya tambahan yang berasal dari token-token kecil ini bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan dolar dalam setahun. Ini adalah angka yang sangat signifikan bagi perusahaan seperti OpenAI, yang bergantung pada infrastruktur komputasi besar untuk mendukung layanan seperti ChatGPT.

Meskipun biaya per token sangat kecil, dampak kumulatifnya pada skala global sangat besar. Setiap kata tambahan yang kita gunakan untuk berinteraksi dengan ChatGPT secara tidak langsung menambah beban pada server dan infrastruktur AI yang ada.

Dengan begitu, semakin banyak kata yang tidak perlu, semakin banyak energi dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memprosesnya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kebiasaan kecil yang dianggap sepele ternyata dapat berakibat besar jika dilihat dalam konteks yang lebih luas.

Biaya Energi yang Dibutuhkan dalam Pengembangan AI

Untuk dapat memberikan respons yang akurat dan cepat, ChatGPT memerlukan pelatihan yang intensif. Model AI seperti GPT-4 membutuhkan sumber daya yang sangat besar dalam proses pelatihannya.

Proses pelatihan ini melibatkan sekitar 25.000 unit GPU yang beroperasi secara terus-menerus selama 90 hingga 100 hari tanpa henti. Dalam periode waktu tersebut, AI memproses data dalam jumlah besar, yang tentunya memerlukan daya listrik yang sangat tinggi.

Selama proses pelatihan, konsumsi listrik yang dibutuhkan mencapai lebih dari 50.000 megawatt per jam (MWh). Jumlah ini setara dengan konsumsi listrik yang digunakan oleh sekitar 1.000 rumah tangga di Amerika Serikat selama lima hingga enam tahun.

Ini jelas menunjukkan betapa mahalnya biaya yang dikeluarkan hanya untuk satu tahap dalam pengembangan teknologi AI seperti GPT-4. Biaya yang terlibat dalam pelatihan ini tidak hanya mencakup infrastruktur fisik seperti GPU dan server, tetapi juga energi yang dibutuhkan untuk menjalankan proses tersebut.

Mengoptimalkan Cara Berkomunikasi untuk Mengurangi Beban Operasional

Mengetahui betapa besar biaya dan energi yang terlibat dalam pengembangan dan operasional ChatGPT, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi beban ini adalah dengan menyederhanakan cara berinteraksi dengan sistem. Hindari penggunaan kata-kata tambahan yang tidak berpengaruh terhadap hasil yang diinginkan.

Misalnya, jika Anda ingin bertanya atau memberikan perintah kepada ChatGPT, cukup sampaikan maksud Anda dengan jelas dan langsung. Hindari tambahan kata-kata seperti “tolong” atau “terima kasih” yang tidak berpengaruh pada kualitas respons.

Dengan cara ini, kita tidak hanya membuat komunikasi menjadi lebih efisien, tetapi juga turut berkontribusi dalam mengurangi beban biaya operasional dan konsumsi energi yang dibutuhkan oleh sistem AI.

Meskipun perubahan ini mungkin terasa kecil, jika dilakukan oleh jutaan orang yang berinteraksi dengan ChatGPT setiap hari, dampaknya bisa sangat signifikan. Pengurangan penggunaan token yang tidak perlu dapat membantu menghemat biaya dan mendukung efisiensi energi dalam penggunaan teknologi AI.

Kesimpulan

Menyederhanakan interaksi dengan ChatGPT mungkin terdengar sepele, namun sebenarnya hal ini bisa memberikan dampak yang cukup besar dalam hal pengelolaan biaya dan efisiensi energi. Setiap kata yang ditambahkan, meski terdengar kecil, akan menambah beban pada sistem, yang pada akhirnya dapat meningkatkan biaya operasional.

Dengan mengurangi penggunaan kata-kata yang tidak perlu, beban pada sistem bisa berkurang, yang berarti biaya operasional menjadi lebih rendah, dan teknologi AI bisa digunakan dengan lebih efisien. Langkah sederhana ini, meskipun kecil, berpotensi untuk mendukung terciptanya teknologi yang lebih berkelanjutan dan hemat energi.

Teknologi digital membuka peluang bagi ekosistem media yang lebih sehat. Wesclic Indonesia Neotech siap mendukung industri digital dengan solusi inovatif. Temukan layanan kami di Wesclic Product dan ikuti update terbaru di Wesclic Instagram!

Leave your thought here

Read More

ChatGPT: Jangan Ucapkan “Tolong” dan “Terima Kasih”

titah 24/04/2025

Sering kali, kita terbiasa menggunakan kata-kata seperti “tolong” dan “terima kasih” saat berinteraksi dengan ChatGPT. Meskipun kebiasaan ini memang terlihat sopan, sebenarnya kata-kata tersebut tidak…

OpenAI Rilis GPT-4.1 dengan Kemampuan Coding yang Canggih

titah 24/04/2025

OpenAI baru saja meluncurkan GPT-4.1, versi terbaru dari model AI mereka yang makin canggih. Versi…

Framework Encore.ts, Pilihan Baru untuk Developer Modern

titah 24/04/2025

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan semakin kompleksnya kebutuhan aplikasi, pengembang terus mencari alat yang…

Google Rilis Gemini 2.5 sebagai Terobosan Baru dalam AI

titah 24/04/2025

Google terus mengembangkan kecerdasan buatan, dan Gemini 2.5 adalah salah satu hasil terbarunya. Model ini…

Apa Itu Tamagui? Solusi UI Konsisten di Berbagai Platform

titah 24/04/2025

Tamagui adalah framework UI development yang masih terbilang baru. Framework ini dirancang untuk memudahkan pembuatan…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!