ASEAN dan Jepang Bersatu di AJCCA 2025: Membangun Perisai Siber Asia untuk Hadapi Ancaman Digital Global
Tokyo, 23 Oktober 2025 Dalam langkah strategis menghadapi meningkatnya ancaman siber global, negara-negara ASEAN bersama Jepang sepakat memperkuat kolaborasi pertahanan digital melalui forum AJCCA 2025 (ASEAN-Japan Cyber Cooperation Assembly) yang digelar di Tokyo minggu ini.
Konferensi tersebut menandai babak baru kerja sama regional di bidang keamanan siber, kecerdasan buatan (AI) pertahanan, dan transformasi digital lintas perbatasan.
KTT yang berlangsung selama tiga hari itu dihadiri oleh perwakilan dari 10 negara ASEAN, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina, serta pejabat tinggi Jepang dari National Center of Incident Readiness and Strategy for Cybersecurity (NISC) dan Ministry of Internal Affairs and Communications (MIC).
Topik utama pertemuan tahun ini adalah “Building a Cyber Resilience Ecosystem for the Digital Asia” membangun ketahanan siber untuk Asia digital yang makin terhubung.
Latar Belakang: Ancaman Siber Asia Meningkat Pesat
Menurut laporan terbaru dari Interpol Cybercrime Threat Assessment 2025, kawasan Asia Tenggara menjadi target paling rentan terhadap serangan siber dalam dua tahun terakhir.
Serangan yang meningkat termasuk pencurian data pribadi, sabotase infrastruktur digital, ransomware terhadap institusi publik, hingga spionase industri oleh aktor negara.
Beberapa insiden besar seperti peretasan sistem e-Government di Filipina (Maret 2025) dan serangan ransomware pada jaringan logistik pelabuhan Thailand (Agustus 2025) menunjukkan betapa lemahnya kesiapan pertahanan digital di sebagian negara ASEAN.
Sementara itu, Jepang sebagai salah satu kekuatan teknologi terbesar di Asia juga menghadapi tantangan besar menjelang World Expo 2025 Osaka dan pemanfaatan AI skala nasional.
“Ancaman siber kini bukan hanya masalah keamanan teknologi, tapi juga masalah stabilitas ekonomi dan geopolitik,” ujar Kenji Matsumoto, Direktur Keamanan Siber Nasional Jepang, saat membuka konferensi AJCCA 2025.
Tiga Pilar Utama Kerjasama Digital ASEAN Jepang
Dalam sesi pleno utama, disepakati tiga pilar kerja sama digital untuk memperkuat keamanan siber di kawasan Asia-Pasifik:
1. Pusat Intelijen Siber ASEAN Jepang (AJ-Cyber Hub)
Pusat ini akan dibentuk di Bangkok, Thailand, dan mulai beroperasi pada awal 2026.
Fungsinya adalah mengumpulkan, menganalisis, dan berbagi indikator ancaman siber (IOCs) antarnegara ASEAN dan Jepang secara real-time.
Pusat ini juga akan menggunakan sistem analitik berbasis AI yang dikembangkan bersama oleh Jepang dan Singapura untuk mendeteksi pola serangan lebih cepat dan akurat.
“Melalui AJ-Cyber Hub, kita akan memiliki kemampuan untuk memprediksi serangan siber bahkan sebelum terjadi,” jelas Dr. Noraini Ismail, perwakilan dari Malaysia CyberSecurity Agency (MyCERT).
2. Kerjasama R&D untuk Teknologi Keamanan Berbasis AI dan Kuantum
Salah satu agenda utama adalah pengembangan AI-defensive agent dan enkripsi kuantum untuk melindungi data lintas perbatasan.
Jepang menawarkan dukungan dana riset sebesar US$200 juta untuk periode 2025–2028, yang akan difokuskan pada universitas dan lembaga teknologi di kawasan ASEAN.
Program ini diharapkan melahirkan inovasi keamanan digital yang dapat diadopsi oleh sektor publik maupun swasta.
3. Pelatihan dan Sertifikasi Tenaga Ahli Siber
ASEAN dan Jepang juga akan meluncurkan AJ Cyber Talent Program, inisiatif pelatihan bagi 10.000 profesional siber di kawasan Asia Tenggara hingga tahun 2030.
Pelatihan mencakup etika AI, keamanan cloud, forensic digital, dan keamanan industri kritis (OT security).
Kelas akan diselenggarakan bersama JICA, ASEAN Digital Economy Unit, dan beberapa perusahaan swasta seperti NTT Data, NEC, dan Trend Micro.
Indonesia Dorong Standar Regulasi Bersama
Dalam forum tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling vokal menyerukan pembentukan standar regulasi keamanan siber bersama di kawasan ASEAN Jepang.
Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), keseragaman regulasi sangat penting agar transfer data lintas negara dan kerjasama cloud nasional bisa berlangsung dengan aman.
“Indonesia mendukung inisiatif ini karena ancaman siber tidak mengenal batas negara,” ujar Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam sesi panel.
Ia menambahkan bahwa Indonesia juga tengah memperkuat National Cyber Resilience Roadmap 2026, yang salah satu komponennya adalah kolaborasi regional ASEAN–Jepang.
Teknologi Pertahanan Digital: AI dan Analitik Real-Time
Dalam pameran teknologi yang digelar bersamaan dengan konferensi AJCCA, beberapa perusahaan besar Jepang seperti Fujitsu, Hitachi, dan KDDI menampilkan solusi pertahanan digital terbaru.
Salah satunya adalah sistem AI-driven Network Shield yang dapat memantau pola serangan siber di jaringan 5G dan infrastruktur cloud secara real-time.
Teknologi ini memungkinkan deteksi otomatis terhadap aktivitas mencurigakan seperti lalu lintas anomali, percobaan brute force, dan eksploitasi zero-day tanpa memerlukan intervensi manual.
Fujitsu bahkan memperkenalkan sistem kolaboratif visual berbasis AR (Augmented Reality) untuk pelatihan tim keamanan siber jarak jauh di negara-negara ASEAN.
Dampak dan Harapan: Menuju Ekosistem Digital Aman di Asia
Kolaborasi ASEAN–Jepang di AJCCA 2025 dipandang sebagai langkah konkret menghadapi era digital global yang makin kompleks.
Selain memperkuat keamanan, kerja sama ini juga diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi digital, yang diperkirakan akan bernilai lebih dari US$2 triliun di kawasan Asia Tenggara pada 2030.
“Kolaborasi ini bukan sekadar respons terhadap ancaman, tetapi fondasi untuk membangun ekosistem digital yang aman, etis, dan berkelanjutan di Asia,” ujar Dr. Rika Yamamoto, pakar kebijakan digital dari University of Tokyo.
Kesimpulan: Babak Baru Diplomasi Siber Asia
Konferensi AJCCA 2025 menandai lahirnya koalisi siber Asia yang tidak hanya berorientasi pada keamanan, tetapi juga inovasi dan pembangunan kapasitas digital.
Dengan langkah-langkah terkoordinasi dari pusat intelijen bersama hingga riset AI defensif kawasan ASEAN dan Jepang kini memposisikan diri sebagai garda depan pertahanan siber di Asia Pasifik.
Kerja sama ini menegaskan satu hal penting: di era di mana ancaman datang dari dunia maya, keamanan digital adalah bentuk baru dari diplomasi dan solidaritas antarbangsa.
Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Rigetti Computing Umumkan Roadmap Kuantum 150+ Qubit: Langkah Besar Menuju Era Komputasi Masa Depan
alya 12/11/2025 0Dunia teknologi komputasi kembali dikejutkan dengan kabar dari Rigetti Computing, salah satu pionir di bidang komputasi kuantum. Dalam laporan pendapatan kuartal ketiga (Q3) 2025 yang…
Tekanan Raksasa Teknologi AS, Uni Eropa Revisi Regulasi AI Act: Antara Inovasi dan Kekhawatiran Etika
alya 12/11/2025 0Uni Eropa kembali menjadi sorotan dunia teknologi setelah kabar bahwa European Commission berencana merampingkan beberapa…
ClearPro Perkenalkan Teknologi Film Proteksi Otomotif Generasi Baru di SEMA 2025: Revolusi Baru dalam Dunia Coating dan Keamanan Kendaraan
alya 12/11/2025 0Gelaran SEMA Show 2025 di Las Vegas kembali menjadi sorotan dunia otomotif, dan tahun ini…
Clear Blue Technologies dan Eutelsat Pamerkan Inovasi “Pico Smart Off-Grid”: Solusi Energi Pintar untuk Telekomunikasi dan IoT di Pasar Berkembang
alya 12/11/2025 0Dalam ajang AfricaCom 2025, salah satu konferensi teknologi dan telekomunikasi terbesar di benua Afrika, Clear…
Palantir Technologies Diproyeksikan Untung Besar dari Lonjakan Permintaan Big Data: Saat Analitik Jadi “Otak” Ekonomi Digital Dunia
alya 12/11/2025 0Dalam beberapa tahun terakhir, dunia teknologi mengalami transformasi besar-besaran akibat ledakan data digital. Setiap detik,…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (972)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (63)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags
