
Intel Rencanakan PHK Massal di Tengah Kerugian Triliunan Rupiah
Intel, salah satu raksasa teknologi asal Amerika Serikat, tengah menghadapi masa sulit dalam perjalanan bisnisnya. Pada tahun 2024 lalu, perusahaan ini mencatat kerugian hingga $18,76 miliar, atau sekitar Rp 314,9 triliun.

Situasi ini mendorong manajemen untuk mengambil langkah tegas guna menstabilkan kondisi keuangan dan operasional perusahaan. Salah satu langkah yang diambil adalah pemutusan hubungan kerja atau PHK massal terhadap sebagian besar karyawan.
CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, menyampaikan kabar ini melalui pengumuman resmi di blog perusahaan. Ia menjelaskan bahwa efisiensi menjadi kunci agar Intel tetap kompetitif dalam menghadapi tantangan industri chip global.
Menurutnya, beberapa divisi memiliki jumlah karyawan yang terlalu besar sehingga perlu dilakukan perampingan. Dengan tim yang lebih kecil, Tan percaya pekerjaan dapat diselesaikan lebih efektif dan cepat.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Intel mengambil langkah ini karena kondisi yang memang mendesak. Meski laporan keuangan kuartal I-2025 sedikit lebih baik dari ekspektasi, situasi secara keseluruhan masih kurang baik.
Penurunan permintaan chip, persaingan yang semakin ketat, dan beban operasional yang tinggi memaksa perusahaan untuk meninjau kembali strategi jangka panjang. Salah satu cara tercepat adalah mengurangi biaya dengan efisiensi SDM.
Tan menyatakan bahwa langkah PHK ini akan dimulai pada kuartal II-2025 dan berlangsung secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan. Meskipun jumlah pasti tidak disebutkan, laporan Bloomberg memperkirakan sekitar 20 persen karyawan akan terdampak. Dengan jumlah karyawan Intel yang mencapai lebih dari 100.000 orang pada Desember 2024, maka sekitar 20.000 orang diperkirakan akan terkena PHK.
Bukan PHK Pertama dalam Dua Tahun Terakhir
Ini bukan kali pertama Intel melakukan langkah penghematan dengan cara merumahkan karyawan. Pada Agustus 2024, Intel juga telah melakukan PHK terhadap sekitar 15 persen dari total karyawan mereka, yaitu sekitar 15.000 orang.
Saat itu, Intel memiliki lebih dari 120.000 karyawan secara global. PHK dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi biaya operasional yang besar, dengan harapan perusahaan bisa menghemat hingga $10 miliar, atau sekitar Rp 168 triliun, sepanjang 2025.
Kondisi ini menunjukkan bahwa Intel sedang berada dalam masa transisi yang tidak mudah. Meski beberapa langkah efisiensi sebelumnya menunjukkan hasil, tekanan dari luar masih belum mereda. Persaingan dari produsen chip lain seperti AMD, NVIDIA, hingga Apple semakin ketat dan menantang posisi Intel.
Restrukturisasi Internal dan Aturan Baru bagi Karyawan
Selain PHK massal, Intel juga mengumumkan sejumlah kebijakan internal baru yang cukup drastis. Lip-Bu Tan menjelaskan bahwa perusahaan akan menjalankan restrukturisasi menyeluruh untuk menekan biaya operasional yang tidak efisien.
Beberapa aturan baru juga telah diterapkan, seperti mengurangi jumlah rapat, membatasi peserta rapat, serta mengurangi perjalanan dinas dan pelatihan yang dianggap tidak perlu.
Mulai 1 September 2025, Intel mewajibkan seluruh karyawan untuk bekerja di kantor minimal empat hari dalam seminggu. Sebelumnya, kebijakan hybrid hanya mengharuskan kehadiran tiga hari seminggu.
Tan menyatakan bahwa kolaborasi secara tatap muka akan mempercepat pengambilan keputusan dan mendorong ide-ide kreatif. Ia percaya bahwa interaksi langsung sering kali menghasilkan diskusi yang lebih berkualitas dan inovatif.
Meski Tan mengakui bahwa perubahan ini tidak akan mudah bagi semua pihak, ia tetap optimis. Ia menegaskan bahwa langkah-langkah ini sangat penting untuk mengembalikan Intel ke masa kejayaannya. Visi besar Tan adalah menjadikan Intel sebagai perusahaan paling inovatif di dunia, seperti di era kejayaan teknologi semikonduktor dulu.
Tantangan yang Dihadapi Intel di Tengah Persaingan Ketat
Kerugian besar dan langkah efisiensi yang dilakukan Intel tidak lepas dari berbagai tekanan eksternal. Pasar PC global yang sempat tumbuh selama pandemi kini melambat drastis. Permintaan terhadap chip mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, kehadiran kompetitor dengan strategi dan teknologi baru memperburuk posisi Intel di pasar.
AMD dan NVIDIA berhasil meraih pasar lebih besar berkat inovasi di bidang GPU dan AI. Apple juga memutuskan untuk mengembangkan chip sendiri melalui lini M-series dan tidak lagi bergantung pada Intel.
Langkah ini secara langsung mengurangi pasar Intel di segmen laptop dan komputer pribadi. Selain itu, Intel juga menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan fasilitas produksi chip mutakhir yang memerlukan investasi besar.
Reaksi Karyawan dan Pengamat Industri
Pengumuman PHK dan kebijakan baru ini menimbulkan berbagai reaksi, khususnya di kalangan karyawan Intel. Banyak yang merasa khawatir akan masa depan pekerjaan mereka dan mempertanyakan arah perusahaan.
Mereka juga menyayangkan perubahan sistem kerja yang dianggap lebih membatasi fleksibilitas dan keseimbangan hidup. Beberapa pihak menilai bahwa kebijakan ini dapat menurunkan semangat kerja dan loyalitas karyawan.
Pengamat industri menilai langkah Intel sebagai hal wajar di tengah tekanan ekonomi global dan transformasi digital yang cepat. Namun mereka juga mengingatkan bahwa efisiensi harus disertai dengan inovasi agar tidak berdampak negatif.
Jika hanya fokus pada pengurangan biaya tanpa menciptakan nilai baru, perusahaan dapat kehilangan daya saingnya. Apalagi, Intel sedang berupaya mengejar ketertinggalan di pasar chip AI dan data center yang kini menjadi fokus utama industri.
Mampukah Intel Bangkit dari Masa Sulit Ini?
Di tengah berbagai tantangan ini, Intel sebenarnya masih memiliki modal yang kuat untuk bangkit kembali. Mereka mendapatkan dukungan dari pemerintah Amerika Serikat melalui program CHIPS Act yang mendorong produksi chip lokal.
Intel juga sedang membangun pabrik chip canggih di Eropa dan Amerika yang akan memperkuat kapasitas produksinya ke depan. Jika langkah efisiensi ini berhasil diselaraskan dengan inovasi, bukan tidak mungkin Intel akan kembali berjaya.
Namun semua itu memerlukan eksekusi yang disiplin, cepat, dan penuh kehati-hatian. Lip-Bu Tan sebagai CEO baru harus membuktikan bahwa keputusan sulit ini bisa membawa hasil positif. Kepercayaan publik, investor, dan karyawan adalah modal penting yang harus dijaga selama masa transisi ini. Jika salah langkah, kepercayaan tersebut bisa lenyap dan memperburuk kondisi Intel.
Kesimpulan
PHK massal dan restrukturisasi yang dilakukan Intel menandai babak baru dalam perjalanan mereka menghadapi era persaingan yang semakin kompleks. Perusahaan besar seperti Intel tak hanya dituntut untuk efisien, tapi juga inovatif dan adaptif.
Selain itu, tekanan ekonomi global yang belum stabil membuat Intel harus terus menyesuaikan strategi agar tetap relevan. Intel harus memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil tidak menghalangi kreativitas dan inovasi mereka.
Butuh solusi teknologi yang dapat mendukung efisiensi dan kreativitas bisnis Anda? Temukan berbagai produk Wesclic Indonesia Neotech untuk membawa inovasi dalam bisnis Anda. Jangan lupa ikuti Wesclic Instagram untuk tetap update dengan informasi terkini seputar teknologi digital yang dapat mengoptimalkan operasional dan hasil bisnis Anda!
Recent Post
-
Perplexity Luncurkan Asisten Suara untuk Pengguna iOS
-
Takedown Notice Anthropic yang Membuat Heboh Komunitas Developer
-
Threads Pindah Domain dengan Membawa Perubahan Fitur Terbaru
-
Apple Memindahkan Produksi iPhone ke India untuk Hadapi Perang Dagang
-
Spotify Perkenalkan Fitur AI Playlist ke Pengguna Global
-
4chan Kembali Beroperasi Setelah Layanan Terhenti Akibat Serangan Hacker
-
Bocoran Spesifikasi Apple 17 Air, Desain Tipis dan Performa Luar Biasa
-
Saramonic Luncurkan Sistem Audio UHF K9 dengan Mikrofon Tahan Cuaca
Categories
- Business (140)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (27)
- Media Relations (72)
- News (39)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- Technology (338)
- Tips and Trick (73)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (25)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (30)
Tags
Read More
Perplexity Luncurkan Asisten Suara untuk Pengguna iOS
titah 03/05/2025 0Perplexity, sebuah perusahaan AI yang dikenal dengan kemampuan teknologinya, baru saja meluncurkan voice assistant terbaru untuk perangkat iOS. Inovasi ini membawa pengalaman interaktif yang lebih…
Takedown Notice Anthropic yang Membuat Heboh Komunitas Developer
titah 03/05/2025 0Industri kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dan membawa banyak inovasi di berbagai sektor. Baru-baru…
Threads Pindah Domain dengan Membawa Perubahan Fitur Terbaru
titah 03/05/2025 0Di dunia digital saat ini, pindah domain dapat menjadi langkah yang penting untuk bisnis. Proses…
Apple Memindahkan Produksi iPhone ke India untuk Hadapi Perang Dagang
titah 03/05/2025 0Apple, perusahaan teknologi terkemuka asal Amerika Serikat, terus melakukan penyesuaian dalam strategi produksinya di seluruh…
Spotify Perkenalkan Fitur AI Playlist ke Pengguna Global
titah 03/05/2025 0Spotify terus berinovasi untuk memberikan pengalaman musik yang lebih baik bagi penggunanya. Salah satu update…
Categories
- Business (140)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (27)
- Media Relations (72)
- News (39)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- Technology (338)
- Tips and Trick (73)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (25)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (30)
Popular Tags