Blog

Jepang dan Amerika Serikat Tandatangani Kemitraan Strategis untuk Pasokan Mineral Kritis dan Tenaga Nuklir Generasi Baru

Dalam langkah strategis yang dapat mengubah peta energi dan teknologi global, Jepang dan Amerika Serikat resmi menandatangani kerangka kerja kerja sama baru yang mencakup dua sektor vital masa depan: pasokan mineral kritis dan pengembangan tenaga nuklir generasi baru.

Kesepakatan ini diumumkan pada awal Oktober 2025 di Tokyo, dengan tujuan memperkuat rantai pasokan energi bersih, memperluas inovasi teknologi, dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya dari negara-negara non-sekutu, terutama Tiongkok dan Rusia.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, Ken Saitō, dan Menteri Energi AS, Jennifer Granholm, di hadapan pejabat tinggi serta perwakilan industri dari kedua negara.

Keduanya menegaskan bahwa kolaborasi ini akan menjadi fondasi baru dalam aliansi teknologi strategis AS–Jepang, berfokus pada keamanan energi dan percepatan transisi menuju ekonomi rendah karbon.

Misi Bersama: Amankan Rantai Pasokan Mineral Kritis Global

Bagian pertama dari kerangka kerja tersebut menyoroti kolaborasi untuk menjamin pasokan dan pemrosesan mineral kritis seperti lithium, kobalt, nikel, grafit, dan rare earth elements (REE) — bahan utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik (EV), chip semikonduktor, dan sistem energi terbarukan.

Dalam dekade terakhir, dominasi Tiongkok dalam pengolahan mineral-mineral tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara maju. Sekitar 70% dari pasokan global REE diproses di Tiongkok, memberikan pengaruh besar terhadap rantai pasokan teknologi dunia.

Melalui kemitraan ini, Jepang dan AS berkomitmen untuk membangun ekosistem alternatif yang tangguh dan transparan, dengan pendekatan berbasis keberlanjutan dan keamanan geopolitik.

“Kami tidak hanya berbicara soal energi, tetapi tentang masa depan keamanan ekonomi global,” ujar Menteri Granholm.

“Rantai pasokan mineral kritis yang aman akan menjadi kunci untuk memastikan stabilitas industri energi bersih dan AI di masa depan.”

Kedua negara sepakat untuk:

  • Berinvestasi bersama dalam proyek pertambangan dan pemrosesan mineral di negara mitra seperti Australia, Kanada, dan Indonesia.
  • Mengembangkan standar keberlanjutan internasional untuk penambangan dan daur ulang mineral.
  • Membangun fasilitas pemurnian bersama di Jepang dan AS untuk mengurangi ketergantungan pada jalur ekspor Asia Timur.
  • Meluncurkan riset bersama dalam teknologi daur ulang baterai lithium-ion, yang diharapkan dapat menekan limbah elektronik sekaligus menghemat sumber daya alam.

Tenaga Nuklir Generasi Baru: Pilar Energi Bersih Masa Depan

Selain sektor mineral, poin kedua dari kerja sama ini berfokus pada pengembangan teknologi tenaga nuklir generasi baru, khususnya reaktor modular kecil (SMR) dan reaktor cepat canggih (advanced fast reactor).

Keduanya dianggap sebagai solusi masa depan yang lebih aman, efisien, dan ramah lingkungan dibandingkan reaktor konvensional.

Amerika Serikat, melalui perusahaan seperti TerraPower dan NuScale Power, telah menjadi pionir dalam desain SMR, sementara Jepang memiliki pengalaman panjang dalam pengoperasian dan pengawasan nuklir.

Dengan menggabungkan kekuatan riset dan manufaktur kedua negara, aliansi ini bertujuan untuk mempercepat komersialisasi tenaga nuklir generasi baru pada awal tahun 2030-an.

NTT Energy Solutions (Jepang) dan Westinghouse Electric (AS) telah ditunjuk sebagai mitra industri utama dalam proyek ini.

“Kemitraan ini akan memperkuat posisi Asia Timur sebagai pusat inovasi energi bersih global,” kata Ken Saitō.

“Kami melihat tenaga nuklir generasi baru bukan sebagai pilihan terakhir, tetapi sebagai fondasi utama sistem energi masa depan.”

Rencana jangka panjangnya mencakup:

  • Pembangunan dua fasilitas percontohan SMR di wilayah Tohoku (Jepang) dan Idaho (AS).
  • Penelitian gabungan terkait daur ulang bahan bakar nuklir bekas untuk menekan limbah radioaktif.
  • Pengembangan sistem AI-based predictive maintenance untuk memantau keamanan reaktor secara real time.
  • Promosi ekspor teknologi nuklir ke negara-negara ASEAN dan Afrika yang ingin mengembangkan energi bersih.

Aliansi Teknologi dan Keamanan Energi

Kesepakatan ini juga menegaskan posisi Jepang sebagai mitra strategis utama AS di kawasan Indo-Pasifik dalam menghadapi perubahan geopolitik dan kompetisi teknologi global.

Washington melihat Tokyo sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan semikonduktor dan energi strategis, mengingat Jepang memiliki industri material canggih yang kuat.

Selain itu, kolaborasi ini juga akan diperluas ke bidang AI untuk optimasi energi, quantum computing untuk simulasi nuklir, serta penggunaan data besar (big data) dalam analisis rantai pasokan mineral.

Keduanya juga sepakat untuk membentuk Dewan Koordinasi Energi dan Mineral AS–Jepang, yang akan memantau pelaksanaan kerja sama ini, menyusun kebijakan investasi bersama, dan memastikan transparansi rantai pasokan global.

“Kita hidup di era di mana energi adalah teknologi, dan teknologi adalah energi,” ujar Granholm menegaskan.

“Kita tidak bisa memisahkan keamanan energi dari keamanan digital dan industri.”

Dampak Global dan Implikasi Teknologi

Langkah AS dan Jepang ini segera mendapat tanggapan dari berbagai negara.

Uni Eropa menyambut baik inisiatif tersebut dan mengisyaratkan kemungkinan bergabung dalam kerangka kerja sama pasokan mineral.

Namun, beberapa pengamat menilai langkah ini dapat memperuncing ketegangan ekonomi global, terutama dengan Tiongkok, yang masih menjadi pemain dominan dalam rantai pasokan mineral langka.

Dari sisi teknologi, kerja sama ini diyakini akan mempercepat pengembangan:

  • Baterai solid-state berdaya tinggi untuk kendaraan listrik.
  • Teknologi pemurnian rendah emisi untuk nikel dan lithium.
  • Reaktor modular berukuran kecil yang dapat dioperasikan secara terdistribusi di wilayah terpencil.
  • Sistem digital twin dan AI maintenance untuk memantau keselamatan nuklir.

Kesimpulan: Era Baru Kolaborasi Energi dan Teknologi

Penandatanganan kerangka kerja antara Jepang dan Amerika Serikat ini menjadi tonggak penting dalam upaya global menuju kemandirian energi dan keberlanjutan teknologi.

Kolaborasi ini bukan hanya langkah diplomatik, melainkan strategi untuk membangun ekosistem teknologi yang resilien, bersih, dan berdaya saing tinggi.

Dengan berfokus pada mineral kritis dan tenaga nuklir generasi baru, kedua negara menunjukkan bahwa masa depan energi dunia tidak hanya ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya yang dimiliki, tetapi juga oleh inovasi dan kerja sama lintas negara dalam mengelolanya secara cerdas dan bertanggung jawab.

Aliansi ini menandai lahirnya era baru “Techno-Energy Partnership”, di mana kemajuan teknologi dan keamanan energi berjalan beriringan menuju masa depan global yang lebih stabil, efisien, dan berkelanjutan.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Indonesia Pacu Ekosistem Semikonduktor dan AI: Strategi Baru Menuju Kekuatan Ekonomi Digital Regional

alya 17/11/2025

Di tengah persaingan global yang semakin ketat dalam sektor teknologi tinggi, Indonesia mengambil langkah besar dengan menjadikan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) sebagai fokus…

Microsoft Elevate: Program Pelatihan 500 Ribu Talenta AI Indonesia yang Siap Percepat Transformasi Digital Nasional

alya 17/11/2025

Microsoft Targetkan 500 Ribu Talenta AI Indonesia Melalui Program Elevate Microsoft kembali menunjukkan komitmennya dalam…

Ledakan AI di Indonesia: Pertumbuhan 127% yang Mengubah Wajah Ekonomi Digital Nasional

alya 17/11/2025

Indonesia Meledak di Era AI: Adopsi Naik 127% Indonesia resmi memasuki fase ledakan baru dalam…

Bank Indonesia Masuki Era Kebijakan Moneter Berbasis AI: Pengawasan Inflasi Mingguan Jadi Lebih Cepat, Akurat, dan Prediktif

alya 17/11/2025

Di tengah dinamika ekonomi global yang semakin tidak menentu, pemerintahan dan lembaga keuangan dunia mulai…

Startup AI China “INF Tech” Akses 2.300 GPU Nvidia Blackwell Lewat Indonesia: Sinyal Baru Peta Persaingan AI Global

alya 16/11/2025

Jakarta, Dunia kecerdasan buatan kembali diguncang oleh laporan terbaru: INF Tech, startup AI berbasis di…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!