Blog

Google Beri Ultimatum Karyawan untuk Kembali ke Kantor atau Kehilangan Pekerjaan

Perubahan dalam dunia kerja bukanlah hal baru. Namun, langkah terbaru dari Google yang memberi ultimatum kepada karyawannya untuk kembali bekerja di kantor telah menjadi sorotan banyak pihak.

Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar, kebijakan ini memiliki dampak yang lebih luas, bukan hanya bagi Google, tetapi juga bagi banyak perusahaan lainnya yang mengikuti jejaknya. Keputusan untuk mengubah kebijakan kerja yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun ini mencerminkan berbagai dinamika yang tengah terjadi di dunia kerja saat ini.

Google Berikan Ultimatum

Perusahaan teknologi Google memberi ultimatum kepada karyawannya. Google meminta sejumlah karyawan yang selama ini bekerja dari jarak jauh (remote), untuk kembali bekerja di kantor.

Setidaknya, mereka diminta mengantor selama tiga hari dalam sepekan. Selebihnya, Google masih memberikan kelonggaran untuk bekerja dari jarak jauh. Sistem kerja kombinasi antara mengantor dengan kerja jarak jauh ini dikenal dengan sistem kerja hybrid.

Karyawan harus mematuhi aturan hybrid ini apabila masih ingin bekerja dengan raksasa teknologi tersebut. Jika tidak, mereka berisiko disingkirkan atau bahkan dikenai pemutusan hubungan kerja (PHK).

Keputusan ini diambil oleh Google untuk mendorong kolaborasi yang lebih baik antar tim serta meningkatkan produktivitas yang mereka rasa lebih maksimal dengan interaksi tatap muka.

Divisi Tertentu yang Wajib Kembali ke Kantor

Menurut dokumen internal Google, beberapa divisi diinstruksikan untuk bekerja secara hybrid, termasuk divisi Technical Services dan People Operations. Divisi-divisi ini, yang memiliki peran penting dalam kelancaran operasional perusahaan dan dianggap memerlukan interaksi langsung untuk meningkatkan efektivitas kerja tim.

Namun, kebijakan ini tidak diterapkan secara menyeluruh di seluruh perusahaan. Juru bicara Google, Courtenay Mencini, menegaskan bahwa kebijakan bekerja secara hybrid didasarkan pada masing-masing tim.

Kebijakan ini tidak bersifat umum, dan setiap divisi akan memiliki pendekatan yang berbeda dalam penerapannya. “Kolaborasi tatap muka merupakan bagian penting dari cara kami berinovasi dan memecahkan masalah rumit,” ujar Mencini dikutip dari CNBC.

Perubahan Strategi Operasional Google

Keputusan Google untuk menerapkan sistem kerja hybrid ini menandai perubahan strategi operasional perusahaan. Sebelum pandemi, kebanyakan perusahaan berfokus pada model kerja yang lebih rigid, di mana karyawan diharapkan untuk selalu bekerja di kantor. Namun, sejak pandemi COVID-19, banyak perusahaan yang mulai menerapkan sistem Work From Home (WFH) untuk memprioritaskan kesehatan karyawan.

Kini, dengan pulihnya situasi pasca-pandemi, banyak perusahaan yang beralih ke sistem hybrid. Ini adalah sistem yang memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu, sementara di hari lainnya tetap bekerja di kantor.

Meskipun demikian, belum semua perusahaan mengadopsi kebijakan ini dengan cara yang sama. Google, yang dikenal dengan fleksibilitas kerjanya, memilih untuk meminta karyawan mereka untuk kembali ke kantor meskipun dengan ketentuan yang lebih fleksibel dibandingkan sebelumnya.

Mengapa Kebijakan Hybrid Menjadi Pilihan?

Kebijakan hybrid ini tidak hanya berkaitan dengan keberhasilan teknologi dalam mendukung kerja jarak jauh, tetapi juga dengan penguatan budaya perusahaan. Google percaya bahwa bekerja di kantor memiliki manfaat tersendiri, terutama dalam mempererat hubungan antar karyawan dan membangun rasa kepemilikan terhadap perusahaan.

Meskipun ada banyak keuntungan dari kerja jarak jauh, seperti penghematan biaya dan waktu perjalanan, Google merasa bahwa kolaborasi langsung lebih efektif dalam menciptakan suasana kerja yang dinamis dan inovatif. Ini menjadi alasan kuat mengapa perusahaan ini kembali memilih untuk mengedepankan sistem kerja yang lebih mengutamakan kehadiran fisik di kantor.

Program Pengunduran Diri Sukarela

Melansir dari CNBC, Google menawarkan program pengunduran diri secara sukarela pada awal tahun 2025 ini. Program ini ditawarkan untuk karyawan di beberapa divisi, termasuk divisi baru “Platforms and Devices”. Divisi ini merupakan gabungan dari divisi hardware Pixel dan software Android.

Program pengunduran diri sukarela ini dianggap sebagai solusi bagi karyawan yang merasa tidak lagi sesuai dengan kebijakan baru tersebut. Bagi mereka yang merasa kesulitan dengan sistem kerja hybrid atau yang merasa tidak bisa lagi menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, program ini memberi kesempatan untuk mengundurkan diri dengan kompensasi yang lebih menguntungkan.

Penurunan Jumlah Karyawan Google dan Dampak Kebijakan

Di tengah kebijakan baru ini, Google juga mengalami perubahan dalam jumlah karyawan. Pada akhir tahun 2024, jumlah karyawan Google tercatat sebanyak 183.000 orang, turun dari sekitar 190.000 pada tahun 2022.

Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh kebijakan efisiensi yang diambil oleh perusahaan, termasuk program pengunduran diri sukarela dan penyesuaian kembali model kerja.

Kebijakan ini mencerminkan upaya Google untuk beradaptasi dengan situasi ekonomi yang masih belum stabil pasca-pandemi. Banyak perusahaan teknologi, termasuk Google, dihadapkan pada kebutuhan untuk mengefisiensikan biaya dan sumber daya mereka untuk menjaga kelangsungan dan pertumbuhan bisnis.

Dengan menyesuaikan strategi operasional dan memberikan opsi pengunduran diri sukarela, Google berharap bisa menyeimbangkan kebutuhan untuk mempertahankan karyawan yang tetap produktif dan memiliki visi yang sejalan dengan perusahaan.

Kesimpulan

Keputusan Google untuk memberikan ultimatum kepada karyawannya untuk kembali ke kantor adalah langkah besar yang membawa dampak signifikan bagi dunia kerja. Meskipun kebijakan ini memunculkan pro dan kontra, hal ini mencerminkan perubahan besar dalam dunia kerja modern.

Bagi karyawan yang merasa tidak dapat beradaptasi dengan kebijakan hybrid ini, mereka diberikan kesempatan untuk memilih program pengunduran diri sukarela. Namun, keputusan ini juga mengingatkan kita bahwa dunia kerja terus berkembang dan fleksibilitas menjadi kunci penting dalam menjalani masa depan yang penuh tantangan.

Siap membawa bisnis Anda ke level berikutnya dengan teknologi canggih? Wesclic Indonesia Neotech hadir dengan solusi terbaik yang mengintegrasikan teknologi untuk meningkatkan efisiensi bisnis Anda. Kunjungi Wesclic Product untuk informasi lebih lanjut dan ikuti Wesclic Instagram untuk mendapatkan update seputar teknologi terkini.

Leave your thought here

Read More

ITSEC Akan Menyelenggarakan Cybersecurity Summit 2025 di Jakarta

titah 06/05/2025

Sebagai perusahaan terkemuka di bidang keamanan siber di Asia Pasifik, ITSEC Asia terus menunjukkan komitmennya dalam menghadapi tantangan digital yang semakin kompleks. Salah satu bentuk…

Gemini Live Hadirkan Fitur Kamera Canggih untuk Interaksi Digital

titah 06/05/2025

Teknologi semakin berkembang pesat dan salah satu inovasi terbaru dalam teknologi adalah fitur kamera dari…

Alibaba Luncurkan Qwen3 untuk Tantang Dominasi OpenAI dan Google

titah 06/05/2025

Alibaba, perusahaan teknologi asal China, baru saja meluncurkan Qwen3. Model AI ini diklaim mampu bersaing…

Google Beri Ultimatum Karyawan untuk Kembali ke Kantor atau Kehilangan Pekerjaan

titah 06/05/2025

Perubahan dalam dunia kerja bukanlah hal baru. Namun, langkah terbaru dari Google yang memberi ultimatum…

Bapak AI Peringatkan Ancaman Nyata dari Kecerdasan Buatan

titah 06/05/2025

Kecerdasan buatan (AI) terus berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Dari sekadar alat bantu sederhana,…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!