Blog

Google Gabungkan ChromeOS dan Android Jadi Satu Platform

Isu mengenai rencana Google untuk melebur dua sistem operasinya Android dan ChromeOS telah berembus sejak beberapa waktu lalu. Kini, pernyataan langsung dari Sameer Samat, Presiden Ekosistem Android di Google, menjadi sinyal resmi bahwa integrasi tersebut benar-benar akan diwujudkan.

Dalam wawancaranya dengan TechRadar, Samat menegaskan bahwa Google berencana “menggabungkan ChromeOS dan Android menjadi satu platform.” Hal ini tidak hanya menjawab rumor yang berkembang, tetapi juga menandai perubahan arah strategi yang sebenarnya sudah diimpikan sejak lebih dari satu dekade lalu.

Kenapa Google Ingin Menggabungkan ChromeOS dan Android?

Android selama ini mendominasi pasar smartphone global, sementara ChromeOS dikenal sebagai sistem operasi ringan yang mendukung Chromebook laptop populer untuk keperluan belajar maupun pekerjaan jarak jauh. Keduanya sebenarnya sudah punya benang merah: ChromeOS sudah mendukung banyak aplikasi Android, sedangkan Android mulai memiliki fitur mirip desktop seperti window resizable dan dukungan layar eksternal.

Namun, bila dibandingkan dengan ekosistem Apple,  terutama iPadOS, Google kerap tertinggal dalam hal optimalisasi sistem untuk tablet dan laptop hybrid. iPadOS memadukan kepraktisan mobile dengan kemampuan multitasking desktop yang semakin matang.

Dengan penggabungan ChromeOS dan Android, Google berupaya menghadirkan satu ekosistem yang lebih kohesif untuk mendukung perangkat lintas bentuk, mulai dari smartphone, tablet, hingga laptop. Langkah ini diharapkan menutup jurang fitur yang selama ini membuat iPad tetap lebih unggul di segmen perangkat komputasi ringan.

Gambaran Cara Kerja dan Implementasi Awal

Meskipun Google belum merilis detail teknis secara mendalam, sinyal penggabungan ini sebenarnya sudah tampak sejak 2024. Android Authority sempat melaporkan bahwa Google mulai memigrasi basis ChromeOS ke Android stack. Artinya, sebagian besar komponen sistem ChromeOS akan dibangun di atas fondasi Android.

Secara teknis, proses ini melibatkan penyatuan kernel, framework, serta penyelarasan ekosistem aplikasi agar bisa berjalan optimal di berbagai perangkat. Chromebook sendiri sejak lama telah mendukung instalasi aplikasi Android, sehingga transisi ke platform terpadu diyakini akan berjalan bertahap.

Fitur-fitur baru Android seperti desktop mode, jendela yang dapat diubah ukuran, serta dukungan layar eksternal adalah beberapa fondasi awal menuju sistem hybrid. Ke depannya, Google berpotensi mengembangkan pengalaman multi-device yang lebih lancar, di mana satu platform bisa menyesuaikan antarmuka dan fungsi sesuai bentuk perangkat.

Manfaat dan Potensi Keunggulan Bagi Ekosistem Google

Jika berhasil, integrasi ChromeOS dan Android akan membawa sejumlah manfaat signifikan. Pertama, pengembangan fitur dapat dipercepat karena tim Google hanya perlu fokus pada satu basis kode. Hal ini juga menurunkan fragmentasi dan mempermudah pembaruan keamanan lintas perangkat.

Kedua, dari sisi pengembang aplikasi, satu platform berarti lebih sedikit penyesuaian untuk kompatibilitas lintas device. Aplikasi Android yang sebelumnya optimal di ponsel dapat diadaptasi dengan lebih mudah ke laptop atau tablet berbasis ChromeOS.

Ketiga, bagi pengguna akhir, pengalaman multitasking dan produktivitas berpotensi meningkat. Dukungan penuh untuk mode desktop, jendela fleksibel, dan periferal eksternal akan membawa Android mendekati pengalaman sistem operasi laptop sesungguhnya.

Langkah ini juga memperkuat posisi Chromebook di pasar pendidikan dan bisnis, karena fleksibilitasnya akan semakin mirip dengan laptop tradisional tanpa harus kehilangan kepraktisan sistem berbasis cloud.

Tantangan Penggabungan Sistem Operasi Google

Meski terdengar menjanjikan, penggabungan dua sistem operasi dengan basis pengguna yang besar bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah potensi kompatibilitas perangkat lama. Tidak semua Chromebook atau perangkat Android lawas bisa mendukung platform terpadu secara optimal.

Selain itu, Google harus memastikan pengalaman pengguna tidak menjadi membingungkan. Perbedaan UI/UX di Android dan ChromeOS yang kini ada harus dipadukan secara intuitif agar transisi terasa mulus, baik untuk pelajar, pekerja profesional, maupun konsumen umum.

Tantangan lain datang dari persaingan pasar. Apple telah lebih dulu mengintegrasikan ekosistem iOS, iPadOS, dan macOS dengan pendekatan continuity yang mapan. Google perlu menawarkan keunggulan nyata agar pengguna mau beralih atau bertahan di ekosistemnya.

Terakhir, aspek keamanan data dan sinkronisasi lintas perangkat harus ditangani secara cermat, mengingat semakin banyak data sensitif yang akan berpindah antar platform dalam satu ekosistem terpadu.

Kesimpulan

Rencana penggabungan ChromeOS dan Android menjadi satu platform terpadu menandai babak baru bagi Google dalam persaingan ekosistem perangkat komputasi. Langkah ini menjanjikan pengembangan fitur yang lebih terintegrasi, pembaruan keamanan yang konsisten, serta pengalaman lintas perangkat yang semakin mulus.

Meskipun implementasinya akan memakan waktu dan menghadapi tantangan, strategi ini menunjukkan keseriusan Google untuk mendekatkan diri ke pengalaman multi-device yang lebih terhubung sekaligus menantang dominasi iPadOS di pasar tablet dan laptop hybrid.

Ingin tahu perkembangan terbaru seputar tren teknologi terbaru? Temukan insight harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi digital dapat membuka peluang baru di masa depan.

Leave your thought here

Read More

Pembayaran & Reminder Otomatis, Solusi Koperasi Modern

Revalita 16/07/2025

Koperasi, khususnya di tingkat desa atau kelurahan, sering dihadapkan pada permasalahan klasik terkait pengelolaan iuran, cicilan pinjaman, atau pembayaran simpanan pokok anggota. Tidak jarang, pengurus…

Pronto.ai Akuisisi SafeAI, Perkuat Kendaraan Otonom Tambang

Revalita 16/07/2025

Startup teknologi kendaraan otonom (autonomous vehicle/AV) Pronto.ai kembali mencuri perhatian dengan langkah strategis terbarunya. Perusahaan…

Google Discover Tambah Ringkasan AI, Ancaman bagi Publisher?

Revalita 16/07/2025

Industri media global kembali dihadapkan pada tantangan baru dari Google. Kali ini, raksasa mesin pencari…

Sony RX1R III, Kamera Saku Full-Frame Berbasis AI

Revalita 16/07/2025

Semenjak RX1R II rilis pada 2015, Sony seolah ‘membekukan’ lini kamera compact full-frame ini di…

Claude for Financial Services Anthropic Bantu Investasi

Revalita 16/07/2025

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) makin merambah industri keuangan, memicu persaingan di antara para pemain…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!