Blog

Krisis Chip Dunia Terancam Memuncak: Nexperia Hentikan Pasokan Wafer ke Pabrik Tiongkok, Industri Semikonduktor Global di Ujung Ketegangan

Krisis semikonduktor global kembali memanas. Perusahaan semikonduktor asal Belanda, Nexperia, dilaporkan memangkas pasokan wafer ke salah satu pabrik produksinya di Tiongkok, sebuah langkah yang kini menimbulkan kekhawatiran besar di seluruh rantai pasok chip dunia. Langkah ini dipandang sebagai sinyal terbaru dari meningkatnya ketegangan geopolitik yang berdampak langsung pada industri teknologi global mulai dari otomotif, smartphone, hingga kecerdasan buatan (AI).

Menurut laporan eksklusif dari Sunday Guardian Live pada awal November 2025, keputusan Nexperia ini berakar dari tekanan regulasi dan kebijakan ekspor yang diperketat oleh Uni Eropa serta meningkatnya pengawasan terhadap transfer teknologi ke Tiongkok. Sumber internal menyebutkan bahwa pengurangan pasokan wafer dilakukan secara bertahap sejak Oktober, dan diperkirakan akan menurun hingga 40% pada kuartal pertama 2026.

Latar Belakang Keputusan Nexperia

Nexperia merupakan anak perusahaan dari Wingtech Technology Co. Ltd, perusahaan teknologi asal Tiongkok yang mengakuisisi Nexperia dari NXP Semiconductors pada tahun 2019. Sejak saat itu, banyak negara Barat terutama Amerika Serikat dan beberapa anggota Uni Eropa mengawasi aktivitasnya secara ketat karena dianggap memiliki keterkaitan dengan kebijakan industri strategis Tiongkok.

Pengurangan pasokan wafer ini dikabarkan dipicu oleh kekhawatiran keamanan dan kepatuhan ekspor teknologi. Uni Eropa dan sekutunya menilai bahwa beberapa komponen semikonduktor yang dikembangkan di fasilitas Eropa berpotensi digunakan untuk aplikasi sensitif di luar sipil, termasuk sektor pertahanan.

Dampaknya, Nexperia kini berada dalam posisi sulit. Di satu sisi, mereka harus memenuhi peraturan ekspor dan tekanan geopolitik, sementara di sisi lain, mereka menghadapi risiko kehilangan pangsa pasar di Tiongkok salah satu konsumen chip terbesar di dunia.

Dampak Langsung pada Industri Semikonduktor Global

Keputusan ini memicu gelombang kekhawatiran di kalangan produsen elektronik dan otomotif global. Pasalnya, wafer adalah bahan dasar utama dalam pembuatan chip, dan Nexperia termasuk dalam jajaran pemasok penting untuk industri otomotif Eropa serta manufaktur perangkat pintar di Asia.

Analis memperkirakan bahwa jika gangguan ini berlanjut hingga paruh pertama tahun 2026, harga chip dasar (logic dan power management) bisa naik antara 15% hingga 25%. Selain itu, beberapa produsen otomotif seperti Volkswagen, Renault, hingga BYD di Tiongkok diprediksi akan mengalami perlambatan produksi karena ketergantungan mereka terhadap komponen dari rantai pasok Eropa.

Menurut lembaga riset TechInsights, gangguan terbaru ini juga berpotensi memperpanjang krisis chip global yang sempat mereda pada 2023–2024. Padahal, banyak perusahaan baru saja mulai menstabilkan produksi pasca-pandemi dan gangguan logistik global.

Persaingan dan Ketegangan Geopolitik Semakin Meningkat

Langkah Nexperia tidak bisa dilepaskan dari konteks geopolitik yang lebih luas. Dalam dua tahun terakhir, ketegangan antara Barat dan Tiongkok di sektor teknologi semakin meningkat. Amerika Serikat dan sekutunya terus menekan pembatasan ekspor chip canggih dan alat manufaktur semikonduktor ke Tiongkok untuk menahan kemajuan teknologi negaranya, terutama di bidang kecerdasan buatan dan komputasi tinggi (HPC).

Sementara itu, Tiongkok membalas dengan mempercepat kemandirian teknologi domestik. Pemerintah Beijing bahkan telah mengucurkan lebih dari US$47 miliar melalui “National Integrated Circuit Fund” untuk memperkuat kemampuan lokal dalam produksi wafer, chip logika, dan peralatan litografi. Namun, pakar industri menilai bahwa meski ada kemajuan, Tiongkok masih bergantung pada wafer dan peralatan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan industri semikonduktor mereka.

Kebijakan Nexperia ini memperjelas bahwa perang dagang dan teknologi tidak lagi sebatas isu diplomasi, tetapi kini sudah menyentuh fondasi rantai pasok dunia.

Implikasi Jangka Panjang: Menuju Fragmentasi Rantai Pasok Teknologi

Keputusan Nexperia menambah daftar panjang perusahaan Barat yang mulai “memisahkan” operasionalnya dari Tiongkok. Fenomena ini disebut banyak analis sebagai “decoupling teknologi”, yaitu pergeseran rantai pasok global ke wilayah yang lebih aman secara politik seperti Vietnam, Malaysia, dan India.

Beberapa pengamat bahkan memperkirakan bahwa langkah ini bisa menjadi awal dari era baru dalam industri semikonduktor, di mana rantai pasok global akan terfragmentasi menjadi dua blok besar: blok Barat yang didominasi AS, Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan; serta blok Timur yang dipimpin oleh Tiongkok.

Meski demikian, transisi ini tidak akan mudah. Fragmentasi rantai pasok akan meningkatkan biaya produksi, memperlambat inovasi, dan mengurangi efisiensi industri yang selama puluhan tahun bergantung pada kolaborasi lintas negara.

Kesimpulan

Kasus Nexperia menjadi pengingat keras bahwa industri semikonduktor bukan sekadar bisnis teknologi, tetapi juga arena strategi global. Gangguan pasokan wafer yang terjadi saat ini memperlihatkan rapuhnya keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan politik dunia.

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan ketergantungan global terhadap chip, langkah Nexperia dapat memicu efek domino bagi seluruh industri. Dunia kini menghadapi risiko baru: krisis chip jilid dua kali ini bukan karena pandemi, melainkan karena perang pengaruh antara kekuatan ekonomi besar.

Apabila negara dan perusahaan tidak segera mencari solusi kolaboratif, masa depan industri teknologi bisa menjadi lebih tidak stabil dari sebelumnya. Dunia teknologi sedang memasuki fase yang menentukan: antara keamanan nasional dan keberlanjutan inovasi global.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

GlobalFoundries Akuisisi Advanced Micro Foundry: Langkah Strategis Mempercepat Revolusi AI Data Center Berbasis Silicon Photonics

alya 20/11/2025

Akuisisi ini memperkuat posisi GlobalFoundries dalam teknologi fotonik silikon yang menjadi fondasi jaringan ultra-cepat untuk pusat data AI generasi berikutnya. Industri semikonduktor global diguncang oleh…

Indonesia Masuk Era Baru Komputasi Tinggi: Proyek Pusat Data AI-Kuantum Rp 6 Triliun Siap Dibangun

alya 20/11/2025

Indonesia resmi memfasilitasi pembangunan pusat data berbasis Artificial Intelligence (AI) dan komputasi kuantum pertama di…

Investasi Data Center AI Melejit hingga US$ 580 Miliar: Dunia Masuki Era Infrastruktur Komputasi Super-Masif

alya 20/11/2025

Dorongan besar dari AI generatif menjadikan data center sebagai sektor investasi paling agresif di dunia,…

Lonjakan Permintaan Semikonduktor Global 2025: Industri Chip Memasuki Era Emas Berkat Ledakan AI

alya 20/11/2025

Perkiraan Permintaan Global Semikonduktor Naik 11,2% pada 2025, Dorong Transformasi Teknologi Dunia Industri semikonduktor kembali…

AI Belum Jadi Mesin Utama Transformasi Digital: Mengapa 85% Perusahaan Indonesia Masih Ragu?

alya 20/11/2025

Hasil survei terbaru IBM mengungkap bahwa mayoritas perusahaan Indonesia masih memandang kecerdasan buatan sebagai teknologi…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!