Blog

Laporan DataM Intelligence: Pasar AI di Edge Computing Diproyeksikan Tembus USD 83,86 Miliar pada 2032, Didorong oleh 5G, IIoT, dan Infrastruktur Cerdas

Jakarta, Sebuah laporan riset terbaru dari DataM Intelligence memprediksi bahwa pasar kecerdasan buatan (AI) dalam komputasi edge (Edge AI) akan mengalami lonjakan signifikan dalam tujuh tahun mendatang, dengan nilai pasar global diproyeksikan melampaui USD 83,86 miliar pada tahun 2032. Pertumbuhan eksplosif ini didorong oleh peningkatan adopsi teknologi Internet of Things industri (IIoT), perluasan jaringan 5G, serta berkembangnya kebutuhan terhadap infrastruktur cerdas di berbagai sektor industri.

Temuan ini menegaskan bahwa Edge AI telah menjadi tulang punggung transformasi digital global, menghubungkan sistem AI secara langsung ke perangkat di lapangan dari pabrik pintar hingga kendaraan otonom tanpa bergantung penuh pada pemrosesan cloud.

Perpaduan AI dan Edge Computing: Perubahan Paradigma Teknologi Modern

Edge computing merujuk pada pemrosesan data yang dilakukan lebih dekat ke sumbernya misalnya pada sensor, kamera, atau perangkat IoT alih-alih mengirimkan seluruh data ke pusat data atau cloud. Ketika teknologi ini dikombinasikan dengan kecerdasan buatan, lahirlah apa yang disebut sebagai Edge AI, yaitu sistem yang mampu memproses, menganalisis, dan mengambil keputusan secara real-time di titik data dihasilkan.

Menurut DataM Intelligence, tren ini mulai mendominasi karena tiga alasan utama:

  1. Kebutuhan waktu respons yang cepat dalam sistem industri, kendaraan, dan layanan publik,
  2. Lonjakan jumlah perangkat IoT aktif yang mencapai lebih dari 30 miliar unit secara global pada 2025, dan
  3. Kemajuan jaringan 5G yang mempercepat komunikasi data ultra-cepat dengan latensi sangat rendah.

Dengan kombinasi faktor tersebut, perusahaan di berbagai sektor kini mulai beralih dari pemrosesan berbasis cloud murni ke sistem hybrid yang mengintegrasikan edge dan AI untuk efisiensi yang lebih tinggi.

Proyeksi Pasar: Pertumbuhan Dua Digit Hingga 2032

Laporan DataM Intelligence mencatat bahwa nilai pasar global AI di Edge Computing mencapai sekitar USD 18,2 miliar pada tahun 2024, dan diperkirakan akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 22,7% hingga mencapai USD 83,86 miliar pada tahun 2032.

Beberapa sektor yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ini antara lain:

  • Industri Manufaktur (IIoT) Penerapan sistem prediktif maintenance, kontrol mesin otomatis, dan efisiensi energi berbasis AI.
  • Telekomunikasi dan 5G Integrasi AI dalam jaringan inti dan manajemen beban data real-time.
  • Kesehatan (Smart Healthcare) Diagnosa berbasis sensor dan perangkat medis AI yang bekerja langsung di rumah sakit tanpa perlu koneksi cloud.
  • Transportasi dan Otomotif Kendaraan otonom dan sistem lalu lintas cerdas yang bergantung pada pemrosesan lokal berkecepatan tinggi.
  • Keamanan Publik dan Smart City Kamera dan sensor keamanan berbasis AI yang dapat mendeteksi ancaman atau kondisi darurat secara langsung.

“Dalam dekade ini, Edge AI akan menjadi pusat gravitasi baru bagi infrastruktur digital global,” ungkap Liam Carter, analis utama DataM Intelligence. “Kombinasi 5G dan AI akan menciptakan lapisan kecerdasan baru di tepi jaringan yang mempercepat setiap proses, mulai dari industri manufaktur hingga mobilitas perkotaan.”

5G dan IIoT: Mesin Utama Pertumbuhan Edge AI

Keberadaan jaringan 5G berperan besar dalam mengakselerasi adopsi Edge AI. Dengan latensi rendah dan bandwidth tinggi, 5G memungkinkan jutaan perangkat saling terhubung dan bertukar data secara instan, membuka peluang baru bagi otomasi cerdas di sektor industri.

Selain itu, Industrial Internet of Things (IIoT) menjadi faktor dominan lain yang memperluas pasar. Ribuan pabrik di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat mulai menerapkan sensor pintar dan perangkat edge untuk mendeteksi anomali dalam rantai produksi, mengurangi downtime, dan meningkatkan produktivitas hingga 25%.

Teknologi machine learning di edge devices kini juga memungkinkan perangkat kecil seperti kamera atau sensor memiliki kemampuan prediktif dan deteksi yang sebelumnya hanya bisa dilakukan oleh superkomputer cloud.

“Edge AI bukan hanya mempercepat pemrosesan data, tetapi juga menghemat energi dan menjaga privasi pengguna karena data tidak perlu dikirim ke cloud,” tambah Carter.

Asia Pasifik Memimpin Pertumbuhan Global

Menurut laporan tersebut, Asia Pasifik diproyeksikan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat dalam pasar Edge AI. Negara-negara seperti Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura menjadi pionir dalam adopsi teknologi ini, berkat kebijakan pemerintah yang agresif dalam mengembangkan smart manufacturing dan AI nasional.

Cina, misalnya, telah menginvestasikan miliaran dolar dalam membangun jaringan edge 5G yang terhubung ke pabrik dan kota cerdas. Sementara itu, Jepang melalui kemitraan publik-swasta mempercepat pengembangan edge AI untuk robotika industri dan otomotif.

“Asia sedang menjadi pusat gravitasi baru untuk teknologi AI dan edge computing,” jelas Carter. “Kombinasi populasi padat, industri maju, dan dukungan kebijakan membuat kawasan ini menjadi motor utama pertumbuhan global.”

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meski prospeknya sangat cerah, DataM Intelligence juga menyoroti beberapa tantangan yang perlu diatasi agar Edge AI dapat tumbuh optimal, antara lain:

  • Keterbatasan daya dan kapasitas perangkat edge,
  • Standarisasi keamanan data yang belum merata,
  • Kebutuhan integrasi antar vendor yang masih kompleks, dan
  • Kurangnya tenaga ahli AI dan sistem edge di tingkat lokal.

Namun, perusahaan teknologi besar seperti NVIDIA, Qualcomm, Intel, dan Huawei kini berlomba mengembangkan chip dan modul Edge AI berdaya rendah yang dapat mendukung sistem ini secara lebih efisien.

Selain itu, muncul pula startup seperti EdgeCortex, Latent AI, dan BrainChip yang berfokus pada perangkat keras AI ultra ringan yang bisa berjalan di sensor, kamera, hingga perangkat wearable.

Kesimpulan: Masa Depan Komputasi yang Lebih Dekat ke Pengguna

Dengan proyeksi mencapai USD 83,86 miliar pada tahun 2032, laporan DataM Intelligence menegaskan bahwa Edge AI akan menjadi pondasi utama revolusi industri digital berikutnya.

Perpaduan antara kecerdasan buatan, IIoT, dan 5G akan menciptakan dunia di mana setiap perangkat dari mesin pabrik hingga mobil pintar mampu berpikir, memutuskan, dan bereaksi secara mandiri.

Edge AI bukan hanya soal efisiensi teknologi, tetapi tentang desentralisasi kecerdasan membawa kekuatan analitik dan keputusan langsung ke tempat data diciptakan. Dalam dekade mendatang, hal ini akan mengubah cara manusia, mesin, dan sistem berinteraksi di era ekonomi digital global.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

GlobalFoundries Akuisisi Advanced Micro Foundry: Langkah Strategis Mempercepat Revolusi AI Data Center Berbasis Silicon Photonics

alya 20/11/2025

Akuisisi ini memperkuat posisi GlobalFoundries dalam teknologi fotonik silikon yang menjadi fondasi jaringan ultra-cepat untuk pusat data AI generasi berikutnya. Industri semikonduktor global diguncang oleh…

Indonesia Masuk Era Baru Komputasi Tinggi: Proyek Pusat Data AI-Kuantum Rp 6 Triliun Siap Dibangun

alya 20/11/2025

Indonesia resmi memfasilitasi pembangunan pusat data berbasis Artificial Intelligence (AI) dan komputasi kuantum pertama di…

Investasi Data Center AI Melejit hingga US$ 580 Miliar: Dunia Masuki Era Infrastruktur Komputasi Super-Masif

alya 20/11/2025

Dorongan besar dari AI generatif menjadikan data center sebagai sektor investasi paling agresif di dunia,…

Lonjakan Permintaan Semikonduktor Global 2025: Industri Chip Memasuki Era Emas Berkat Ledakan AI

alya 20/11/2025

Perkiraan Permintaan Global Semikonduktor Naik 11,2% pada 2025, Dorong Transformasi Teknologi Dunia Industri semikonduktor kembali…

AI Belum Jadi Mesin Utama Transformasi Digital: Mengapa 85% Perusahaan Indonesia Masih Ragu?

alya 20/11/2025

Hasil survei terbaru IBM mengungkap bahwa mayoritas perusahaan Indonesia masih memandang kecerdasan buatan sebagai teknologi…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!