Blog

Mengenal MFA Bypass serta Risikonya

Banyak orang merasa tenang setelah mengaktifkan MFA karena dianggap sudah memberikan perlindungan ekstra. Padahal, di balik lapisan keamanan tersebut, masih ada risiko yang sering luput dari perhatian. 

MFA atau Multi-Factor Authentication memang jadi standar keamanan digital yang makin populer. Tapi, bukan berarti sistem ini 100% kebal dari serangan. Dalam beberapa kasus, hacker tetap bisa membobolnya lewat metode yang disebut MFA bypass.

MFA bypass adalah upaya untuk menembus sistem keamanan meskipun pengguna sudah memakai dua atau lebih lapisan autentikasi. Contohnya, setelah memasukkan password, biasanya pengguna harus memasukkan kode OTP atau memverifikasi notifikasi di ponsel. Tapi saat bypass terjadi, lapisan kedua ini bisa dilewati begitu saja dan dapat membuka celah besar bagi hacker.

Data dari Kroll menunjukkan bahwa di tahun 2023, 90% organisasi yang memakai MFA tetap menjadi target hacker. Sementara, laporan dari Cisco Talos pada awal 2024 mencatat bahwa separuh dari investigasi keamanan mereka melibatkan MFA bypass. Hal ini menunjukkan bahwa implementasi MFA yang lemah justru memberi rasa aman yang palsu.

Proses bypass ini biasanya memanfaatkan kelemahan seperti fitur remembered device, kebijakan keamanan longgar, atau pengaturan pendaftaran akun yang tidak ketat. Bahkan, dalam beberapa skenario, pelaku bisa menonaktifkan MFA dari dalam sistem. Akibatnya, pengguna hanya perlu login dengan password, tanpa lapisan keamanan tambahan.

Jika MFA berhasil dibobol, risiko yang muncul cukup besar. Akses ke data pribadi atau dokumen penting bisa jatuh ke tangan yang salah. Untuk bisnis, ini bisa berarti kebocoran data pelanggan atau dokumen internal yang seharusnya rahasia. Dampaknya bisa menjalar ke kerugian finansial, reputasi, hingga urusan hukum.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko MFA bypass adalah dengan menggunakan metode otentikasi yang lebih kuat, seperti aplikasi autentikator atau hardware token yang lebih tahan terhadap serangan dibanding OTP lewat SMS. 

MFA tetap menjadi lapisan keamanan yang penting, tetapi hanya akan efektif jika diterapkan bersama dengan pendekatan keamanan yang lebih kuat. Salah satu pendekatan yang perlu dipertimbangkan adalah prinsip zero trust, yang memastikan setiap akses harus melalui verifikasi ketat, tanpa mengandalkan kepercayaan begitu saja. Pendekatan ini dapat memperkuat perlindungan data dan sistem dari berbagai ancaman.

Tingkatkan performa websitemu bersama Wesclic Indonesia Neotech! Kunjungi Wesclic Product untuk berbagai pilihan solusi dan jangan lewatkan update teknologi terbaru dengan mengikuti Wesclic Instagram.

Leave your thought here

Read More

Tips & Trick Memilih Software House Buat UMKM yang Mau Go Digital

Fauzi Ahmad Ramdhani 04/06/2025

Transformasi digital bukan lagi tren, tapi kebutuhan. UMKM yang ingin bertahan dan tumbuh di era serba online dituntut untuk cepat beradaptasi baik dalam hal pemasaran,…

Google Diam-Diam Luncurkan Aplikasi AI Offline, Berikut Detailnya

Fauzi Ahmad Ramdhani 04/06/2025

Di tengah hiruk-pikuk tren AI berbasis cloud, Google diam-diam meluncurkan sesuatu yang cukup mengejutkan, sebuah…

Google Siap Luncurkan Pixel 10 di Agustus, Apa Saja Fiturnya?

Fauzi Ahmad Ramdhani 04/06/2025

Google dikabarkan akan merilis seri Pixel 10 secara resmi pada 13 Agustus 2025 dalam ajang…

Nvidia Bakal Rilis Laptop Gaming Berbasis Arm Bareng Alienware, Siap Tantang Intel dan Qualcomm?

Fauzi Ahmad Ramdhani 04/06/2025

Nvidia, yang selama ini dikenal sebagai rajanya GPU, kini bersiap mengubah peta industri laptop gaming.…

Microsoft Sepakati Kontrak Pertama dengan Serikat Pekerja Game di Amerika

Fauzi Ahmad Ramdhani 04/06/2025

Microsoft telah menyepakati kontrak kerja pertamanya di Amerika Serikat dengan para pekerja pengujian kualitas (QA)…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!