Blog

Model Picker Hadir Lagi di GPT-5, Jawab Permintaan Pengguna

OpenAI kembali menghadirkan model picker di ChatGPT setelah peluncuran GPT-5, meskipun sebelumnya perusahaan sempat berharap fitur ini tidak lagi diperlukan. Saat merilis GPT-5 pekan lalu, OpenAI menargetkan satu model terpadu yang mampu menangani berbagai pertanyaan tanpa perlu campur tangan pengguna. Namun, kenyataannya lebih kompleks, karena kemampuan satu model belum sepenuhnya mampu menjawab variasi kebutuhan dan preferensi pengguna.

Kembalinya model picker menandakan bahwa meskipun GPT-5 menawarkan lompatan besar dalam kemampuan, kebutuhan pengguna ternyata lebih beragam dari perkiraan awal. Beberapa orang masih menginginkan fleksibilitas untuk memilih model tertentu, baik karena alasan kecepatan, biaya, maupun hasil keluaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

GPT-5 dan Model Picker Baru

Model picker sendiri merupakan fitur di ChatGPT yang memungkinkan pengguna memilih secara manual model atau mode yang ingin digunakan, sehingga interaksi bisa lebih sesuai dengan kebutuhan. Fitur ini pertama kali diperkenalkan agar pengguna memiliki kendali lebih besar atas pengalaman mereka, terutama dalam menyesuaikan kecepatan, kedalaman, maupun gaya respons. 

Sebelumnya, banyak pengguna merasa kurang fleksibel karena hanya bergantung pada sistem otomatis yang menentukan model secara default. Dengan hadirnya kembali model picker, pengguna dapat menyesuaikan pemakaian ChatGPT sesuai konteks, misalnya untuk percakapan singkat, eksplorasi ide, atau analisis yang lebih serius. Hal ini juga memperlihatkan bagaimana OpenAI mencoba menjaga keseimbangan antara otomatisasi cerdas dan kebebasan pengguna.

CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan bahwa ChatGPT kini memiliki tiga mode yang bisa dipilih langsung pengguna: 

  • Auto, yang bekerja sesuai konsep awal GPT-5 sebagai router otomatis.
  • Fast, untuk respons cepat.
  • Thinking, untuk respons yang lebih lambat namun dianggap lebih mendalam.

Kehadiran tiga opsi ini dianggap sebagai kompromi antara kenyamanan sistem otomatis dengan permintaan publik akan kontrol manual. Altman menekankan bahwa setiap mode tidak saling menggantikan, melainkan dirancang untuk melengkapi kebutuhan pengguna di situasi berbeda. Dengan kembalinya opsi ini, pengguna bisa melewati mekanisme router otomatis yang sebelumnya digadang-gadang sebagai fitur utama GPT-5, tanpa harus kehilangan manfaat dari fleksibilitas tambahan.

Akses ke Model Lama

Selain mode baru GPT-5, OpenAI juga membuka kembali akses ke beberapa model lama yang sempat dihentikan. Langkah ini dianggap sebagai upaya menyeimbangkan inovasi dengan fleksibilitas, agar pengguna tidak merasa terikat hanya pada sistem terbaru. Dengan begitu, mereka yang masih membutuhkan stabilitas atau sudah terbiasa dengan model sebelumnya tetap bisa menggunakannya. Bagi pengguna berbayar, tersedia opsi tambahan di pengaturan:

  • GPT-4o, yang otomatis muncul di model picker.
  • GPT-4.1 dan o3, yang bisa diaktifkan dari menu pengaturan.

Keputusan ini muncul setelah banyak pengguna mengungkapkan keterikatan pada gaya respons dan “kepribadian” dari model-model lama tersebut.

Respons OpenAI Terhadap Kritik dengan Model Picker

Peluncuran GPT-5 awalnya menuai ekspektasi tinggi, namun banyak pengguna merasa kecewa dengan performa router otomatis pada hari pertama. Masalah tersebut membuat GPT-5 dinilai tidak sebaik model-model sebelumnya. Altman bahkan harus menjawab langsung pertanyaan pengguna dalam sesi AMA di Reddit.

VP ChatGPT, Nick Turley, menegaskan bahwa iterasi cepat adalah bagian dari strategi tim. Menurutnya, penyempurnaan memang membutuhkan beberapa kali percobaan, terutama dalam hal mengatur sistem routing yang bisa memahami preferensi pengguna dengan tepat.

Tantangan GPT-5 dan Model Picker dalam Sistem Routing

Mengalihkan prompt ke model yang tepat dalam hitungan detik bukanlah tugas sederhana. Sistem harus mempertimbangkan dua hal sekaligus: preferensi pribadi pengguna dan sifat pertanyaan yang diajukan. Jika rute diarahkan ke model cepat, hasil harus tetap singkat; sementara untuk model berpikir lebih lambat, diharapkan respons lebih detail.

Selain soal kecepatan, pengguna juga punya preferensi yang lebih halus, misalnya:

  • Menyukai jawaban panjang dan detail.
  • Mengapresiasi jawaban singkat dan to the point.
  • Menyukai model yang cenderung “kontra” atau kritis.

Keragaman preferensi ini menunjukkan bahwa satu model terpadu belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan semua pengguna.

Keterikatan Emosional pada AI

Fenomena lain yang muncul adalah keterikatan emosional pada model tertentu. Sebagai contoh, komunitas pengguna di San Francisco bahkan mengadakan “pemakaman” untuk model Claude 3 Sonnet milik Anthropic ketika layanan tersebut dihentikan.

Kasus ini memperlihatkan bahwa AI kini tidak hanya diperlakukan sebagai alat, tetapi juga mulai membentuk ikatan emosional dengan penggunanya. Hal ini membuka diskusi baru mengenai dampak sosial dan psikologis dari interaksi manusia dengan model AI.

Arah Pengembangan Model Picker ChatGPT ke Depan

Altman menegaskan bahwa OpenAI tengah bekerja memperbarui “kepribadian” GPT-5 agar terasa lebih hangat, namun tidak terlalu berlebihan seperti GPT-4o. Di masa depan, perusahaan juga berencana memberikan lebih banyak opsi kustomisasi kepribadian sesuai kebutuhan tiap pengguna.

Langkah ini menunjukkan bahwa penyesuaian model AI bukan hanya soal performa teknis, tetapi juga pengalaman interaksi yang lebih personal, di mana pengguna diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan cara kerja sistem sesuai preferensi. Pendekatan ini menegaskan bahwa kecerdasan buatan modern tidak lagi dipandang sekadar mesin pemroses data, melainkan mitra digital yang bisa beradaptasi dengan gaya komunikasi penggunanya

Kesimpulan

Kembalinya model picker di ChatGPT menunjukkan bahwa pendekatan “satu model untuk semua” masih menghadapi tantangan besar. GPT-5 dengan router otomatis belum sepenuhnya memuaskan, sehingga OpenAI perlu kembali memberi kontrol langsung pada pengguna.

Dengan tambahan mode baru, akses ke model lama, dan rencana personalisasi kepribadian, perusahaan berusaha menyeimbangkan efisiensi teknologi dengan kebutuhan emosional dan preferensi individu. Namun, kompleksitas ini juga menandakan bahwa perjalanan menuju pengalaman AI yang benar-benar universal masih jauh dari selesai.

Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Portal Informasi Akademik Solusi Sekolah Modern

Revalita 09/09/2025

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar di berbagai sektor, termasuk bidang pendidikan. Sekolah tidak lagi hanya berfungsi sebagai tempat belajar tatap muka, tetapi juga…

Orchard Robotics Kembangkan Teknologi AI Agritech

Revalita 09/09/2025

Orchard Robotics menjadi salah satu startup agritech yang menarik perhatian setelah sukses meraih pendanaan besar…

NotebookLM Hadirkan Kustomisasi Nada Podcast AI

Revalita 09/09/2025

NotebookLM kembali menjadi sorotan setelah Google menghadirkan pembaruan signifikan pada fiturnya. Sebagai asisten AI yang…

Material 3 Expressive Hadir di Perangkat Google Pixel

Revalita 09/09/2025

Google resmi menghadirkan Material 3 Expressive untuk Pixel 6 dan perangkat yang lebih baru, termasuk…

Roblox Makin Ketat, Standar Usia Diperluas dengan Keamanan

Revalita 09/09/2025

Roblox mengumumkan langkah baru untuk meningkatkan keamanan platformnya dengan memperluas penggunaan teknologi estimasi usia. Teknologi…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!