NTT DATA Peringatkan Krisis Energi AI: Dorong Prinsip Teknologi Sirkular untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Perusahaan teknologi global NTT DATA Group Corporation baru-baru ini merilis sebuah makalah riset strategis yang menyoroti ancaman besar di balik pesatnya pertumbuhan industri kecerdasan buatan (AI) yakni lonjakan permintaan sumber daya komputasi, energi, dan material yang dinilai tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa jika tren konsumsi sumber daya AI saat ini terus berlanjut, dunia akan menghadapi krisis energi digital dalam waktu kurang dari satu dekade. Untuk itu, NTT DATA menyerukan penerapan prinsip sirkularitas teknologi (circular technology principles) guna memastikan bahwa kemajuan AI tidak merusak keseimbangan lingkungan maupun ekonomi global.
Ledakan Permintaan AI dan Krisis Sumber Daya
Dalam makalah bertajuk “AI and the Sustainability Paradox: The Case for Circular Digital Infrastructure”, NTT DATA menguraikan bahwa sejak tahun 2022 hingga 2025, konsumsi energi pusat data yang digunakan untuk melatih dan menjalankan model AI meningkat lebih dari 400% secara global.
Setiap kali perusahaan teknologi besar meluncurkan model AI baru dengan parameter miliaran hingga triliunan, kebutuhan akan daya listrik, pendingin air, dan chip semikonduktor melonjak drastis.
Model generatif seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude memerlukan ribuan GPU dan pusat data besar, yang pada gilirannya menghasilkan jejak karbon digital yang signifikan.
Menurut estimasi NTT DATA, pelatihan satu model AI berskala besar dapat menggunakan energi setara dengan konsumsi listrik 1.000 rumah tangga selama satu tahun penuh.
Selain itu, material langka seperti lithium, kobalt, dan nikel yang digunakan untuk pembuatan chip dan baterai semakin sulit didapat, memperparah masalah keberlanjutan industri ini.
“Kita tengah menghadapi ironi besar AI diciptakan untuk membuat dunia lebih efisien, namun cara kita mengembangkannya justru sangat boros sumber daya,” tulis laporan tersebut.
Prinsip Teknologi Sirkular: Solusi Masa Depan
NTT DATA menekankan bahwa solusi terhadap krisis sumber daya ini bukanlah memperlambat inovasi AI, melainkan merancang ulang ekosistem teknologinya agar mengikuti prinsip sirkularitas, sebagaimana yang sudah diterapkan dalam ekonomi hijau.
Ada tiga pendekatan utama yang diusulkan:
- Circular Hardware Lifecycle
Perusahaan teknologi perlu mengembangkan sistem daur ulang komponen chip dan server.
Alih-alih mengganti seluruh perangkat keras setiap generasi baru, pusat data dapat menerapkan “modular upgrade” agar suku cadang yang masih berfungsi dapat digunakan kembali. - Energy Reuse and Smart Cooling System
Teknologi pemulihan panas (heat recovery) dari server AI dapat digunakan untuk memanaskan gedung, air, atau fasilitas publik di sekitarnya.
Sementara sistem pendingin cerdas berbasis air laut atau udara dingin alami dapat menghemat konsumsi energi hingga 30%. - AI for AI Efficiency
Ironisnya, AI juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan dirinya sendiri.
Dengan algoritma efisiensi daya dan dynamic workload allocation, pusat data dapat menyesuaikan beban komputasi secara real time, sehingga energi tidak terbuang sia-sia.
“Kami percaya masa depan AI harus self-optimizing dan self-sustaining. AI yang cerdas bukan hanya yang bisa berpikir, tetapi juga yang bisa menghemat,” kata Kazuhiro Nishihata, CEO NTT DATA Group, dalam konferensi pers di Tokyo.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan Global
NTT DATA memperkirakan bahwa jika tidak ada perubahan kebijakan dan inovasi efisiensi, maka konsumsi energi pusat data global bisa mencapai 10% dari total energi dunia pada tahun 2030.
Hal ini akan berdampak langsung terhadap target net-zero emisi karbon yang dicanangkan oleh banyak negara, termasuk Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Selain itu, biaya operasional untuk menjalankan sistem AI juga akan meningkat tajam.
Bagi perusahaan kecil dan menengah (UKM), kondisi ini dapat menjadi penghalang untuk mengadopsi AI karena tingginya biaya infrastruktur.
Di sisi lain, laporan ini juga menyinggung isu ketimpangan digital, di mana negara berkembang cenderung menjadi lokasi penambangan bahan baku dan fasilitas energi murah untuk menopang pusat data global tetapi tidak menikmati manfaat langsung dari inovasi AI.
“Jika ekosistem AI terus bergantung pada sumber daya yang tidak seimbang, maka dunia digital masa depan akan menciptakan bentuk kolonialisme baru kolonialisme energi dan data,” tulis laporan itu secara tegas.
Kolaborasi Global Menuju AI Berkelanjutan
Sebagai langkah konkret, NTT DATA menyerukan pembentukan Aliansi Teknologi Sirkular Global, sebuah platform kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga penelitian untuk menyusun standar teknologi ramah lingkungan bagi AI dan komputasi awan.
Beberapa rekomendasi yang diajukan meliputi:
- Penggunaan energi terbarukan untuk pusat data minimal 80% pada tahun 2030.
- Penerapan audit karbon digital wajib bagi semua perusahaan pengembang AI besar.
- Insentif pajak bagi produsen yang menggunakan chip hasil daur ulang.
- Riset dan adopsi AI green computing, termasuk chip hemat daya generasi baru.
NTT DATA juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Mitsubishi Electric, Hitachi, dan Fujitsu dalam mengembangkan server hemat energi berbasis liquid immersion cooling sistem pendingin cair yang mampu mengurangi konsumsi energi hingga 40%.
Konteks Global: Tren “Green AI” Semakin Menguat
Pernyataan NTT DATA ini muncul di tengah meningkatnya kesadaran global akan dampak ekologis industri AI.
Sebelumnya, perusahaan seperti Google dan Microsoft juga menghadapi kritik karena tingginya penggunaan air untuk mendinginkan pusat data AI mereka.
Uni Eropa bahkan sedang menyiapkan regulasi AI Sustainability Act yang akan mewajibkan transparansi penggunaan energi dan emisi karbon oleh perusahaan teknologi besar.
Dengan meningkatnya tekanan publik dan kebutuhan efisiensi ekonomi, tren menuju “Green AI” atau AI berkelanjutan kini mulai menjadi fokus utama dalam riset dan kebijakan teknologi dunia.
Kesimpulan: AI Harus Tumbuh Secara Cerdas dan Bertanggung Jawab
Laporan terbaru dari NTT DATA Group Corporation menjadi peringatan serius bahwa masa depan AI tidak hanya ditentukan oleh kecanggihannya, tetapi juga oleh kemampuannya untuk bertahan dalam batas planet kita.
Inovasi tanpa keberlanjutan hanya akan menunda krisis yang lebih besar di masa depan.
Karena itu, dunia kini membutuhkan paradigma baru di mana AI tidak hanya pintar memecahkan masalah, tetapi juga bijak dalam menggunakan sumber daya.
Dengan mengadopsi prinsip teknologi sirkular, industri AI dapat tumbuh secara berkelanjutan, adil, dan ramah lingkungan memastikan bahwa revolusi digital abad ke-21 benar-benar menjadi kemajuan bagi seluruh umat manusia, bukan beban bagi bumi.
Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Pemerintah Indonesia Genjot Pengembangan Talenta AI Nasional: Strategi Menyambut Bonus Demografi 2035
alya 29/10/2025 0Pemerintah Indonesia kini tengah mempercepat pembangunan kompetensi talenta kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di dalam negeri, sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan potensi bonus demografi 2035. Dengan…
NTT DATA Peringatkan Krisis Energi AI: Dorong Prinsip Teknologi Sirkular untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
alya 29/10/2025 0Perusahaan teknologi global NTT DATA Group Corporation baru-baru ini merilis sebuah makalah riset strategis yang…
Jepang dan Amerika Serikat Tandatangani Kemitraan Strategis untuk Pasokan Mineral Kritis dan Tenaga Nuklir Generasi Baru
alya 29/10/2025 0Dalam langkah strategis yang dapat mengubah peta energi dan teknologi global, Jepang dan Amerika Serikat…
Cisco dan G42 Bangun Infrastruktur AI Aman di Uni Emirat Arab: Langkah Strategis Menuju Dominasi Teknologi Global
alya 29/10/2025 0Dalam upaya memperkuat posisi sebagai salah satu pusat teknologi terdepan di kawasan Timur Tengah, Cisco…
SoftBank Suntik US$22,5 Miliar ke OpenAI: Strategi Besar Jepang Kuasai Masa Depan AI Global
alya 28/10/2025 0Raksasa konglomerat asal Jepang, SoftBank Group Corp., kembali menarik perhatian dunia teknologi setelah secara resmi…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (921)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (60)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags
