Blog

Operasi Deportasi ICE Amerika Didukung Teknologi Canggih

Kebijakan imigrasi menjadi salah satu isu utama pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Janji untuk melakukan deportasi dalam jumlah besar mulai terlihat hasilnya pada delapan bulan pertama masa jabatannya, dengan sekitar 350.000 deportasi tercatat. Dari jumlah itu, sekitar 200.000 dilakukan oleh Immigration and Customs Enforcement (ICE), lebih dari 132.000 oleh Customs and Border Protection, serta hampir 18.000 merupakan kasus “self-deportation.”

ICE kemudian menjadi garda terdepan dalam operasi ini dengan mengandalkan teknologi untuk mengidentifikasi, melacak, dan menyelidiki individu serta komunitas imigran. Beberapa teknologi utama yang dipakai melibatkan perusahaan besar di bidang pengenalan wajah, spyware, analisis data, hingga basis data hukum.

Clearview AI, Pengenalan Wajah

Clearview AI dikenal sebagai salah satu perusahaan pengembang teknologi pengenalan wajah terbesar. Perusahaan ini menawarkan kemampuan untuk mengidentifikasi wajah melalui basis data besar yang dikumpulkan dari internet.

Pada 2024, ICE menandatangani kontrak senilai USD 3,75 juta dengan Clearview AI untuk mendukung investigasi yang ditangani Homeland Security Investigations (HSI). Kontrak ini mencakup kasus eksploitasi seksual anak hingga serangan terhadap aparat.

Sebelumnya, ICE juga telah meneken kontrak lain dengan Clearview, termasuk pembelian lisensi perangkat lunak forensik senilai USD 1,1 juta pada 2023 dan lisensi pengenalan wajah senilai hampir USD 800.000 pada 2022. Hubungan jangka panjang ini memperlihatkan peran penting Clearview dalam strategi digital ICE.

Paragon Solutions, Spyware Ponsel

ICE juga menjalin kontrak dengan Paragon Solutions, perusahaan spyware asal Israel. Kontrak senilai USD 2 juta ini awalnya tertunda karena perintah “stop work order” dari pemerintahan sebelumnya. Namun, kebijakan baru mencabut larangan tersebut dan mengaktifkan kembali kontrak.

Detail kontrak menyebutkan paket lengkap berupa perangkat keras, lisensi, pemeliharaan, hingga pelatihan. Walau status operasional sistem ini belum jelas, jika berjalan penuh, spyware Paragon berpotensi dipakai tidak hanya dalam kasus imigrasi tetapi juga investigasi kejahatan seperti perdagangan manusia dan eksploitasi online.

Paragon sendiri menghadapi kontroversi, termasuk tuduhan penyalahgunaan spyware di Italia. Meski begitu, perusahaan terus berusaha menampilkan diri sebagai penyedia spyware “bertanggung jawab.”

LexisNexis, Basis Data Publik dan Hukum

Selain perangkat pengawasan langsung, ICE memanfaatkan data dari LexisNexis, penyedia basis data hukum dan catatan publik. Pada 2022, terungkap bahwa ICE melakukan lebih dari 1,2 juta pencarian dalam tujuh bulan menggunakan alat bernama Accurint Virtual Crime Center.
Langkah ini memungkinkan ICE menelusuri riwayat individu bahkan sebelum adanya tindak kriminal, yang kemudian menuai kritik sebagai bentuk “pengawasan massal.”

Saat ini, kontrak dengan LexisNexis mencapai USD 4,7 juta untuk langganan database investigasi penegakan hukum (LEIDS). Menurut perusahaan, layanan ini digunakan berbagai lembaga pemerintahan di Amerika Serikat untuk mendukung keamanan publik dengan mematuhi regulasi yang berlaku.

Palantir, Analisis Data dan Sistem Manajemen Kasus

Perusahaan teknologi Palantir juga memainkan peran penting dalam operasi ICE. Pada 2024, Palantir menandatangani kontrak senilai USD 18,5 juta untuk sistem Investigative Case Management (ICM). Sistem ini memungkinkan ICE memfilter data imigran berdasarkan status, ciri fisik, afiliasi kriminal, hingga lokasi.

 Hubungan ICE dan Palantir sudah terjalin sejak awal 2010-an dengan kontrak besar, termasuk perjanjian senilai USD 95,9 juta pada 2022. Kontroversi muncul karena sistem ini mampu menggabungkan ribuan data individu untuk membuat laporan detail, mulai dari asal negara hingga karakteristik fisik.

Selain itu, Palantir tengah mengembangkan ImmigrationOS, sebuah sistem baru senilai USD 30 juta. Teknologi ini dirancang untuk mempercepat identifikasi dan penangkapan imigran ilegal, memantau deportasi sukarela, serta melacak individu yang melebihi izin visa.

Implikasi dan Kontroversi

Penggunaan teknologi oleh ICE menuai beragam reaksi. Di satu sisi, perangkat ini memperkuat kemampuan investigasi dan penegakan hukum, membantu dalam isu serius seperti eksploitasi anak atau perdagangan manusia. Namun, di sisi lain, muncul kekhawatiran terkait privasi, etika, serta potensi penyalahgunaan data.

Teknologi pengenalan wajah, spyware, dan basis data publik berisiko digunakan secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak sosial yang luas, terutama bagi komunitas imigran yang sudah rentan.

Kesimpulan

Strategi deportasi massal ICE tidak hanya mengandalkan operasi lapangan, tetapi juga jaringan teknologi canggih dari perusahaan besar seperti Clearview AI, Paragon Solutions, LexisNexis, dan Palantir. Teknologi ini memperluas kapasitas pengawasan dan investigasi, namun juga menimbulkan pertanyaan serius mengenai transparansi, etika, dan perlindungan hak individu.
Keputusan pemerintah dalam menggunakan teknologi ini akan terus menjadi sorotan, karena menyangkut keseimbangan antara penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia.

Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Micro1 Kantongi Pendanaan Seri A Valuasi 500 Juta

Revalita 26/09/2025

Micro1, startup berusia tiga tahun yang menyediakan layanan perekrutan dan manajemen kontraktor manusia untuk pelabelan serta pelatihan data AI, baru saja meraih pendanaan Seri A…

Pengguna Spotify Free Berbahagia, Kini Bisa Putar Lagu Bebas

Revalita 26/09/2025

Spotify mengumumkan pembaruan besar untuk pengguna Spotify free di seluruh dunia. Jika sebelumnya mereka hanya…

Vibe Coding Ubah Cara Developer Bekerja di Era AI

Revalita 26/09/2025

Konsep vibe coding muncul sebagai cara baru dalam dunia pemrograman yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI)…

Kesepakatan Oracle OpenAI Guncang Pasar Teknologi

Revalita 26/09/2025

Kesepakatan senilai USD 300 miliar antara Oracle dan OpenAI mengejutkan banyak pihak di pasar keuangan.…

Operasi Deportasi ICE Amerika Didukung Teknologi Canggih

Revalita 26/09/2025

Kebijakan imigrasi menjadi salah satu isu utama pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump. Janji untuk…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!