Blog

Pemerintah Tegas: Meta dan TikTok Diingatkan Atasi Disinformasi atau Resiko Diblokir

Lonjakan Konten Berbahaya Picu Kekhawatiran Nasional

Pemerintah Indonesia telah mengundang perwakilan dari Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp) dan TikTok dalam rapat formal menyusul meningkatnya penyebaran disinformasi, konten pornografi, dan perjudian online di platform mereka. Informasi keliru yang viral tak hanya mengguncang opini publik, tetapi juga memicu aksi demonstrasi 

terutama di kalangan generasi muda menyebabkan kekhawatiran serius terhadap stabilitas sosial dan politik.

Konten-konten provokatif tersebut bahkan turut menyorot peran fitur deepfake dan manipulasi video yang ditujukan untuk menyerang citra tokoh publik. Tak hanya menodai fakta, namun telah menjadi pemicu langsung benturan sosial yang sempat terjadi.

Aturan Tegas dan Ancaman Sanksi

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan bahwa platform media sosial harus melakukan moderasi konten secara proaktif, tanpa menunggu arahan dari pemerintah. Ancaman sanksinya serius:

  • Denda administratif yang signifikan
  • Penangguhan layanan secara menyeluruh
  • Penghapusan dari daftar platform resmi di Indonesia

Pernyataan tegas datang dari Deputi Menkominfo, Angga Raka Prabowo, yang mengatakan:

“Mereka harus mematuhi aturan karena tujuan kita adalah melindungi negara ini… Penjatuhan sanksi sudah dijelaskan dalam aturan—mulai dari teguran, denda, penangguhan, hingga penghapusan dari daftar platform elektronik yang terdaftar.”

Dampak Disinformasi: Mirip Riuhnya Media Sosial

Dalam kasus terbaru, konten hoaks sempat menayangkan video deepfake Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut guru sebagai beban negara. Ada pula video lama yang diberi label seolah terjadi beberapa hari lalu keduanya menimbulkan reaksi keras dari publik.

Menurut Komisi Perlindungan Anak, sebagian remaja yang ikut dalam unjuk rasa awalnya didorong oleh video TikTok yang menyebarkan ajakan demo. Ini menjadi contoh nyata bagaimana disinformasi dapat menggerakkan perilaku massa secara nyata.

Inisiatif Kominfo: Merangkul Semua Pemain Digital

Pemerintah telah menjadwalkan pertemuan langsung dengan TikTok dan Meta. Selain itu, platform lain seperti X (sebelumnya Twitter) dan YouTube Indonesia juga akan diundang dalam dialog serupa.

Tujuannya: menjalin komunikasi terbuka agar platform-platform ini memahami urgensi penanganan disinformasi yang jika tidak ditangani, bisa memperparah ketegangan sosial.

Tantangan Regulasi di Era AI & Viral Content

Regulasi atas platform digital kini tidak cukup hanya mengandalkan laporan manual; konten cepat viral seperti deepfake dan hoaks visual memerlukan sistem pendeteksian dan filtrasi yang canggih.

Meta dan TikTok, dengan puluhan juta pengguna di Indonesia, punya tanggung jawab besar untuk mengimplementasikan mekanisme moderasi otomatis berbasis AI, serta tim peninjauan konten lokal yang mampu bertindak cepat. Teknologi harus berjalan seiring kebijakan human-review agar penyebaran konten berbahaya bisa dicegah sejak dini.

Potensi Konflik dan Solusi Terpadu

Langkah pemerintah ini berpotensi menciptakan ketegangan antara kebebasan berpendapat dengan keamanan demokrasi dan informasi publik. Namun, penegakan aturan juga menunjukkan bahwa ruang digital bukan zona bebas hukum.

Solusinya:

  1. Memperkuat regulasi konten digital, termasuk transparansi algoritme promosi konten.
  2. Mengedukasi pengguna soal literasi digital dan verifikasi fakta.
  3. Mendorong platform untuk cepat menindak konten yang terbukti salah atau berbahaya, terutama di saat krisis atau kondisi politik sensitif.

Kesimpulan

Panggilan pemerintah kepada TikTok dan Meta menjadi momen penting dalam penegakan aturan digital di Indonesia. Langkah penegakan sanksi dengan denda hingga pemblokiran menandakan bahwa negara kini mengambil sikap proaktif menjaga ketertiban informasi publik. Sementara platform diminta menarik garis tegas dalam moderasi konten, masyarakat juga harus diperkuat literasi digital agar tak terjebak disinformasi.

Jika dijalankan dengan konsisten, ini bukan hanya soal pemblokiran, tetapi soal menciptakan ekosistem digital yang aman, sehat, dan mendidik.

Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic  dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju. 

Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.

Leave your thought here

Read More

Terobosan MIT: Alat AI Baru Otomatiskan Annotasi Citra Medis, Mempercepat Inovasi Klinis

alya 30/09/2025

Cambridge, 2025 – Institut Teknologi Massachusetts (MIT) kembali menghadirkan gebrakan di bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan meluncurkan sebuah alat AI revolusioner yang dirancang untuk…

Teknologi AI & Regulasi di Indonesia: Harmonisasi Perpres AI Segera Dilakukan untuk Masa Depan Digital yang Aman

alya 30/09/2025

Jakarta, 2025 Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam beberapa tahun terakhir telah membawa…

PBB Bahas AI dalam Sidang Keamanan Global: Menimbang Antara Peluang dan Risiko

alya 30/09/2025

New York, 2025 Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kembali menjadi sorotan utama dunia internasional. Dalam sidang…

Ledakan Investasi Infrastruktur AI: Triliunan Rupiah Digelontorkan, Tapi Kapan Baliknya?

alya 30/09/2025

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) saat ini menjadi “bintang utama” dalam dunia teknologi global. Hampir setiap…

Gemini Robotics 1.5: Terobosan DeepMind yang Membuat Robot Mampu “Berpikir” Sebelum Bertindak

alya 30/09/2025

Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin hari semakin mengagumkan. Setelah model bahasa besar (large language…

Feedback
Feedback
How would you rate your experience?
Do you have any additional comment?
Next
Enter your email if you'd like us to contact you regarding with your feedback.
Back
Submit
Thank you for submitting your feedback!