
Persona Gila Grok AI Terungkap dari Bocornya Prompt
Grok, chatbot buatan perusahaan xAI milik Elon Musk, kembali menjadi sorotan setelah sistem prompt yang mengatur berbagai persona AI di dalamnya terungkap secara publik. Kebocoran ini membuka gambaran mengenai bagaimana Grok dirancang untuk berinteraksi dengan pengguna, termasuk sejumlah persona yang kontroversial seperti “crazy conspiracist” dan “unhinged comedian.”
Laporan mengenai kebocoran ini pertama kali disampaikan oleh 404 Media dan kemudian dikonfirmasi oleh TechCrunch. Kejadian tersebut menambah daftar panjang polemik yang mengelilingi Grok sejak diluncurkan. Insiden ini kembali menyoroti tantangan keamanan dan privasi yang dihadapi oleh platform AI dalam skala besar.
Isi Prompt Kontroversial Grok AI
Kebocoran sistem prompt ini memberikan gambaran bagaimana Grok diprogram untuk menanggapi berbagai situasi dengan persona tertentu, termasuk arahan yang sangat spesifik dan kadang kontroversial. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang etika, keamanan, dan pengawasan terhadap AI yang bersifat publik. Beberapa instruksi yang terungkap tergolong ekstrem dan tidak biasa, seperti:
- Crazy conspiracist: persona ini digambarkan memiliki suara yang “liar dan bersemangat,” dipenuhi teori konspirasi tentang segala hal. Instruksi menyebutkan bahwa persona ini menghabiskan waktu di forum-forum seperti 4chan, menonton video Infowars, dan terjebak dalam konten konspirasi di YouTube. AI diarahkan untuk bersikap curiga terhadap apa pun dan menyampaikan ide-ide yang terdengar tidak masuk akal, sambil terus mengajukan pertanyaan agar pengguna tetap terlibat.
- Unhinged comedian: persona ini diminta untuk memberikan jawaban yang “sangat gila dan tidak terkendali.” Prompt bahkan mendorong penggunaan humor ekstrem, vulgar, hingga ide-ide yang sengaja mengejutkan pengguna.
- Ani, anime girlfriend: persona yang lebih ringan, digambarkan sebagai karakter pacar bergaya anime dengan kepribadian edgy, tetapi diam-diam menyukai hal-hal nerd.
- Therapist dan homework helper: persona dengan peran lebih normal, seperti mendengarkan keluhan pengguna dengan empati atau membantu mengerjakan tugas sekolah.
Kombinasi persona ini memperlihatkan bagaimana Grok dirancang dengan spektrum karakter yang luas, dari yang relatif wajar hingga yang menantang batas etika.
Problematika Grok AI
Kebocoran prompt ini terjadi setelah rencana kerja sama antara xAI dan pemerintah Amerika Serikat batal terealisasi. Awalnya, Grok direncanakan akan digunakan oleh lembaga federal, namun pembahasan terhenti setelah chatbot tersebut sempat menyebut “MechaHitler” dalam salah satu tanggapannya.
Selain itu, kasus ini muncul tidak lama setelah bocornya pedoman internal Meta terkait chatbot AI mereka. Dalam dokumen Meta, terdapat kontroversi karena beberapa bot diperbolehkan untuk terlibat dalam percakapan bernuansa romantis dengan anak-anak. Situasi ini membuat perhatian publik terhadap etika penggunaan AI semakin meningkat.
Dampak terhadap Reputasi Grok
Kehadiran persona seperti “crazy conspiracist” menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi penyalahgunaan Grok untuk menyebarkan teori konspirasi atau konten berbahaya. Kekhawatiran ini tidak lepas dari rekam jejak Grok di platform X, yang pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial, termasuk skeptisisme terhadap jumlah korban Holocaust serta teori tentang “white genocide” di Afrika Selatan.
Prompt yang bocor juga menunjukkan bahwa model Grok 4 diarahkan untuk berkonsultasi dengan postingan Elon Musk ketika menghadapi pertanyaan sensitif. Hal ini semakin menyoroti hubungan erat antara pandangan pribadi Musk dan respons yang dihasilkan oleh chatbot tersebut.
Di sisi lain, beberapa persona Grok seperti terapis atau pembantu belajar dianggap berpotensi bermanfaat bagi pengguna. Namun, kehadiran persona ekstrem justru berisiko membayangi fungsi positif tersebut.
Reaksi Publik dan Tantangan Etika
Kebocoran prompt Grok menambah daftar panjang pertanyaan mengenai standar etika dan transparansi dalam pengembangan AI. Publik mempertanyakan sejauh mana perusahaan seperti xAI seharusnya bertanggung jawab atas konten yang dihasilkan sistemnya.
Situasi ini juga memunculkan kekhawatiran lebih luas tentang tren penggunaan AI dengan persona yang disengaja dibuat ekstrem atau provokatif. Meskipun dapat menarik perhatian pengguna, persona semacam itu berpotensi menormalisasi perilaku atau pandangan yang merugikan.
Selain itu, hubungan Musk dengan teori konspirasi menambah kerumitan persepsi publik. Musk dikenal pernah membagikan konten bersifat konspiratif atau antisemit di platform X, serta memulihkan akun-akun yang sebelumnya diblokir karena menyebarkan ujaran kebencian, termasuk Infowars dan Alex Jones.
Kesimpulan
Kebocoran sistem prompt Grok membuka wawasan baru mengenai cara xAI membangun identitas chatbot ini. Di balik persona bermanfaat seperti terapis atau pembantu belajar, terdapat instruksi eksplisit untuk menciptakan persona ekstrem yang dapat memicu kontroversi.
Kasus ini memperlihatkan dilema besar dalam pengembangan AI: antara memberikan pengalaman interaktif yang kreatif dan menghibur, dengan menjaga batas etika serta menghindari penyebaran informasi berbahaya. Dengan rekam jejak Grok yang sudah memicu kontroversi, kebocoran terbaru ini berpotensi semakin memperburuk reputasi xAI di mata publik dan menimbulkan pertanyaan besar tentang tanggung jawab moral perusahaan dalam membentuk masa depan teknologi kecerdasan buatan.
Ingin tahu update seputar tren digital lainnya? Temukan inspirasi teknologi harian di Instagram @Wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, Webklik juga menyediakan layanan pembuatan website profesional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi Anda. Hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
GreyLabs AI Kantongi Pendanaan Rp160 Miliar, Fokus Kembangkan Speech Analytics untuk Sektor Keuangan
alya 06/10/2025 0New Delhi, India Startup teknologi asal Bengaluru, GreyLabs AI, kembali menjadi sorotan setelah berhasil meraih pendanaan sebesar Rs 85 crore (setara sekitar Rp160 miliar) dalam…
Peneliti Ungkap Model Prediksi Baru untuk Hujan Meteor Draconid 2025: Simulasi AI dan Data Orbit Bawa Akurasi ke Level Baru
alya 06/10/2025 0Fenomena hujan meteor Draconid 2025 diperkirakan akan menjadi salah satu peristiwa langit paling menarik tahun…
Prabowo Dorong TNI Kuasai Teknologi Siber dan AI dalam Amanat HUT ke-80: Menuju Tentara Digital Era Modern
alya 06/10/2025 0Pada hari Minggu, 5 Oktober 2025, dalam Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara…
TikTok Bertaruh pada Video AI: Tren Baru yang Ubah Wajah Platform Sosial Global
alya 03/10/2025 0Jakarta, 18 September 2025 Dunia media sosial tengah memasuki fase baru yang semakin dipengaruhi oleh…
Taiwan Pertimbangkan Kemitraan Teknologi Tinggi dengan AS untuk Perkuat Industri Chip Domestik
alya 03/10/2025 0Taipei, 18 September 2025 Taiwan kembali menjadi sorotan global setelah pemerintahnya mengumumkan rencana untuk memperluas…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (836)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (58)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags