TikTok Bertaruh pada Video AI: Tren Baru yang Ubah Wajah Platform Sosial Global
Jakarta, 18 September 2025 Dunia media sosial tengah memasuki fase baru yang semakin dipengaruhi oleh kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Salah satu pemain terbesar, TikTok, kini disebut-sebut sebagai platform yang paling agresif dalam menjadikan video berbasis AI sebagai fokus strategisnya. Dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna aktif bulanan, langkah ini bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga upaya memperkuat posisinya di tengah persaingan ketat dengan YouTube, Instagram, dan aplikasi-aplikasi sosial baru yang juga mulai melirik tren AI.
Fenomena ini memunculkan istilah baru di kalangan analis teknologi: “Everyone Is Betting on AI TikTok” semua orang bertaruh bahwa TikTok akan menjadi laboratorium utama untuk menguji masa depan interaksi sosial berbasis video AI.
Video AI Jadi Mesin Pertumbuhan Baru
Sejak 2023, TikTok mulai meluncurkan berbagai fitur berbasis AI, seperti filter visual generatif, efek suara sintetis, hingga asisten kreatif untuk membantu kreator menghasilkan ide konten. Namun, sejak 2024, perusahaan mempercepat langkahnya dengan mengintegrasikan model video AI canggih yang mampu membuat, mengedit, hingga memodifikasi video hanya dengan perintah teks sederhana.
Kini, pada 2025, TikTok menempatkan video AI generatif sebagai salah satu pilar utama dalam roadmap produknya. Pengguna dapat menciptakan skenario video imajinatif mulai dari klip parodi, adegan fantasi, hingga simulasi gaya film hanya dalam hitungan menit.
Menurut analis dari firma riset Insider Intelligence, strategi ini bisa mendorong engagement hingga 40% lebih tinggi dibanding konten biasa, karena pengguna lebih terdorong untuk bereksperimen tanpa batas dengan imajinasi mereka.
Kompetisi dengan YouTube, Meta, dan Aplikasi Baru
TikTok bukan satu-satunya yang mencoba menggabungkan AI dengan sosial video. YouTube telah menguji fitur AI untuk menambahkan efek, mengubah background, bahkan menghasilkan musik otomatis. Meta melalui Instagram Reels juga bereksperimen dengan AI avatar dan efek AR interaktif.
Namun, TikTok memiliki keunggulan unik: algoritme For You Page (FYP) yang sudah terbukti sangat unggul dalam personalisasi. Jika dikombinasikan dengan video AI, konten yang ditampilkan bisa menjadi lebih relevan, bahkan terasa “diciptakan khusus” untuk tiap pengguna.
Seorang peneliti media sosial dari University of Singapore menyebut TikTok bisa menjadi pionir dalam “AI-native social platform”, yakni aplikasi sosial yang memang dibangun di atas teknologi AI, bukan sekadar menambah fitur di produk lama.
Potensi Monetisasi Besar
Langkah strategis TikTok di AI tidak hanya soal pengalaman pengguna, tetapi juga peluang bisnis. Beberapa sumber internal menyebut perusahaan tengah menyiapkan:
- AI Studio untuk Kreator – Layanan premium berbayar bagi kreator untuk membuat video AI tingkat lanjut dengan kontrol lebih detail.
- Iklan Generatif – Brand bisa membuat konten iklan interaktif berbasis AI yang otomatis menyesuaikan dengan tren lokal atau preferensi audiens.
- Marketplace Aset AI – Pasar digital untuk menjual efek, filter, dan template video AI buatan kreator.
Jika sukses, ini bisa membuka jalur pendapatan baru selain iklan tradisional dan TikTok Shop.
Kekhawatiran: Etika & Disinformasi
Meski peluangnya besar, dominasi video AI di platform sosial juga memicu sejumlah kekhawatiran. Pakar keamanan digital memperingatkan potensi penyalahgunaan, seperti:
- Deepfake yang menyesatkan – Video palsu tokoh publik yang sulit dibedakan dari kenyataan.
- Konten manipulatif – Penggunaan AI untuk menyebarkan propaganda atau berita palsu.
- Hak cipta – Pertanyaan soal kepemilikan video yang dihasilkan AI.
TikTok sendiri mengaku telah menyiapkan sistem watermark digital dan algoritme deteksi konten AI untuk mengurangi risiko tersebut. Bahkan, mereka dikabarkan tengah menjalin kerja sama dengan lembaga internasional guna menyusun standar etika penggunaan AI di media sosial.
Dampak bagi Kreator Konten
Bagi para kreator, kehadiran AI bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi ini memudahkan produksi konten dengan biaya lebih rendah dan hasil lebih cepat. Kreator kecil yang tidak memiliki tim produksi kini bisa membuat video spektakuler hanya dengan ide sederhana.
Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran akan banjir konten AI yang bisa membuat persaingan semakin ketat. “Kalau semua orang bisa bikin video kualitas tinggi dengan AI, maka tantangan kreator adalah bagaimana tetap relevan dan otentik,” ujar salah satu kreator top TikTok di Indonesia.
Masa Depan: Apakah TikTok Akan Jadi “AI-first Platform”?
Melihat arah strategi ini, banyak pengamat percaya TikTok sedang bertransformasi dari sekadar platform berbagi video pendek menjadi ekosistem AI-first yang menyatukan hiburan, kreativitas, dan interaksi sosial.
Jika sukses, TikTok bisa menjadi contoh bagaimana AI bukan hanya alat bantu, melainkan inti dari cara orang berinteraksi, berekspresi, dan mengonsumsi informasi di era digital. Namun, jika gagal mengendalikan risiko etika, platform ini berpotensi menghadapi tekanan regulasi global yang lebih ketat.
Kesimpulan
“Everyone Is Betting on AI TikTok” bukan sekadar slogan, melainkan refleksi dari arah baru industri media sosial. TikTok kini berada di garis depan dalam mempopulerkan video AI generatif sebagai bentuk ekspresi digital masa depan. Dengan basis pengguna masif, kemampuan algoritmik, dan keberanian bereksperimen, TikTok punya peluang besar untuk mendefinisikan ulang lanskap media sosial global.
Namun, pertaruhan ini juga datang dengan tantangan: menjaga etika, melawan disinformasi, dan memastikan AI benar-benar memberdayakan, bukan menggantikan, kreativitas manusia. Dunia kini menanti apakah TikTok bisa menang besar dalam taruhannya.
Ingin terus update tentang informasi digital lainnya? Temukaan inspirasi teknologi harian di instagram @wesclic dan lihat bagaimana inovasi mendorong industri bergerak lebih maju.
Bila tertarik menerapkan solusi digital serupa, webklik juga menyediakan layanan pembuatan website professional yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau instansi anda hubungi langsung kami di WhatsApp untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi layanan.
Read More
Indonesia Pacu Ekosistem Semikonduktor dan AI: Strategi Baru Menuju Kekuatan Ekonomi Digital Regional
alya 17/11/2025 0Di tengah persaingan global yang semakin ketat dalam sektor teknologi tinggi, Indonesia mengambil langkah besar dengan menjadikan ekosistem semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) sebagai fokus…
Microsoft Elevate: Program Pelatihan 500 Ribu Talenta AI Indonesia yang Siap Percepat Transformasi Digital Nasional
alya 17/11/2025 0Microsoft Targetkan 500 Ribu Talenta AI Indonesia Melalui Program Elevate Microsoft kembali menunjukkan komitmennya dalam…
Ledakan AI di Indonesia: Pertumbuhan 127% yang Mengubah Wajah Ekonomi Digital Nasional
alya 17/11/2025 0Indonesia Meledak di Era AI: Adopsi Naik 127% Indonesia resmi memasuki fase ledakan baru dalam…
Bank Indonesia Masuki Era Kebijakan Moneter Berbasis AI: Pengawasan Inflasi Mingguan Jadi Lebih Cepat, Akurat, dan Prediktif
alya 17/11/2025 0Di tengah dinamika ekonomi global yang semakin tidak menentu, pemerintahan dan lembaga keuangan dunia mulai…
Startup AI China “INF Tech” Akses 2.300 GPU Nvidia Blackwell Lewat Indonesia: Sinyal Baru Peta Persaingan AI Global
alya 16/11/2025 0Jakarta, Dunia kecerdasan buatan kembali diguncang oleh laporan terbaru: INF Tech, startup AI berbasis di…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (987)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (64)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (77)
Popular Tags
