
World Economic Forum The Great Reset: Pemulihan Tatanan Ekonomi Pasca Pandemi
Pada awal tahun 2020 lalu menjadi bagian dari sejarah terbesar umat manusia. Virus yang menyebar seakan memaksa manusia untuk terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang belum pernah dilakukan atau bahkan tidak terpikirkan sebelumnya.
Nyaris semua cara hidup manusia modern berubah, semakin menyeseuaikan dengan alam dan perkembangan teknologi di semua sektor, baik kesehatan, gaya hidup, pendidikan, ekonomi, dsb. Sehingga wajar jika pandemi COVID-19 bisa dilihat sebagai titik balik kehidupan modern abad 21.
“The Great Reset” diinisiasi oleh World Economic Forum (WEF) sebagai bentuk pemanfaatan peluang pasca pandemi. Wacana ini pertama dibahas dalam pertemuan tahunan ke-50 WEF pada Juni 2020. WEF memaknai kehidupan pasca pandemi COVID-19 sebagai momen yang unik, maka diperlukan ide-ide baru untuk mengubah kehidupan manusia. Pertanyaan utamanya adalah apa yang perlu direset? Hal-hal tersebut dirumuskan dalam empat landasan yang penting untuk perubahan, yakni pola pikir (mindset), metrik/perhitungan, insentif dan hubungan/koneksi.
Pemerintah seharusnya membuat pilihan agar penanganan krisis COVID-19 sekaligus juga memberi pengaruh positif pada penanganan krisis lingkungan dan kesenjangan itu. Pendeknya, respons terhadap krisis kali ini tetap harus mampu mengubah agar pertumbuhan ekonomi dapat lebih berdaya tahan (resilience), inklusif (inclusive), dan berkelanjutan (sustainable).

Prof. Klaus Schwab yang diberitakan Paul adalah seorang teknisi dan ekonom Jerman. Ia juga dikenal sebagai pendiri sekaligus Ketua Eksekutif World Economic Forum. World Economic Forum adalah yayasan organisasi non-profit yang jadi sarana bertemunya para pimpinan-pimpinan bisnis dunia, pemimpin politik, hingga cendekiawan dan wartawan-wartawan terpilih dari berbagai belahan bumi.
Sejalan itu, Prof Klaus Schwab, pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), menawarkan “Great Reset” sebagai jawaban atas krisis multidimensi kali ini. Prof Schwab punya pengaruh besar dalam khazanah perdebatan pemikiran dan strategi. Salah satu yang pernah dia ajukan adalah Revolusi Industri 4.0 yang kemudian menjadi sangat popular dan dirujuk oleh sangat banyak pemikiran, diskusi, dan program di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
The Great Reset

Kata “reset”, disama-artikan dalam Bahasa Indonesia, dengan “menganjak”, “atur ulang”, atau “memasang kembali”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “menganjak” artinya memindahkan, terutama untuk tanaman, termasuk memindahkan dari tempat persemaian ke kebun atau sawah; atau berarti ‘bergerak’, yang juga terkait dengan makna pada kalimat “anak itu telah ‘beranjak’ dewasa”.
Tampaknya kita akan sepakat bahwa pemulihan sosial ekonomi kita harus dengan cara ‘menganjak’, memindahkan model dan gerak ekonomi menjadi lebih baik, bukan kembali ke “normal” yang sama dengan kondisi sebelum krisis.
“Ada banyak alasan untuk melakukan ‘Great Reset’. Tetapi yang paling mendesak adalah COVID-19. Setelah menyebabkan ratusan ribu kematian, pandemi ini merupakan salah satu krisis kesehatan masyarakat terburuk dalam sejarah baru-baru ini. Dan dengan korban yang masih terus meningkat di banyak bagian dunia, ini masih jauh dari selesai,” tertulis dalam situs World Economic Forum.
World Economic Forum (WEF)
World Economic Forum mendorong pelaku bisnis dunia, termasuk otoritas pengambil kebijakan di berbagai negara untuk fokus pada prospek sosial dan ekonomi yang menjadi dampak pandemi COVID-19. Mereka mengatakan ada alasan kuat untuk khawatir: kemerosotan ekonomi yang tajam telah dimulai. Bahkan World Economic Forum memprediksi dunia akan mengalami depresi ekonomi terburuk sejak tahun 1930-an.
Ekonomi harus lebih cerdas (smarter) dengan mendayagunakan teknologi bernilai tambah serta memperhitungkan kemungkinan adanya guncangan besar agar ekonomi menjadi lebih berdaya tahan (resilience). Ekonomi juga juga perlu lebih menyertakan seluruh pelaku mikro, kecil, menengah dan besar (inclusive) secara lebih adil (fairer). Dan jelas perlunya ekonomi menjadi lebih berkelanjutan (sustainable) dalam arti benar-benar diarahkan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Begitu banyak masalah yang muncul dari kemerosotan ekonomi. Karenanya, menurut World Economic Forum, adaptasi harus segera dilakukan. Agenda The Great Reset World Economic Forum akan memiliki tiga komponen utama. Pertama adalah mengarahkan pasar menuju hasil yang lebih adil. Artinya, pemerintah harus meningkatkan koordinasi — dalam penyesuaian pajak, aturan, serta kebijakan fiskal.
Komponen kedua adalah memastikan investasi ditujukan untuk kemajuan bersama. Di sini, program pembelanjaan skala besar yang dilaksanakan oleh banyak pemerintah akan jadi kunci. Komisi Eropa, misalnya yang telah mengumumkan rencana pengucuran dana pemulihan ekonomi hingga 750 miliar euro. AS, China, dan Jepang juga telah mengambil langkah sama dengan rencana stimulus ekonomi yang ambisius.
Prioritas ketiga dari agenda The Great Reset adalah sepenuh-penuhnya beralih ke revolusi industri keempat. Segalanya harus digital. Setiap negara perlu membangun infrastruktur digital, baik untuk ekonomi ataupun layanan publik. Pandemi telah mengajarkan warga dunia soal kehidupan digital itu.
Commited To Improving The State of The World

Bagi World Economic Forum, The Great Reset adalah revolusi besar perekonomian dunia. COVID-19 mungkin telah menimbulkan banyak tragedi. Namun, tragedi tak boleh jadi satu-satunya warisan dari pandemi. Sebaliknya, pandemi mewakili jendela kesempatan yang langka namun sempit untuk merefleksikan, menata ulang, dan mengatur ulang dunia kita untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat, adil, dan sejahtera.
Bagi para pengiman teori konspirasi, narasi “the great reset” kini makin nyata. Ketakutan mereka mengenai masa depan digital yang penuh kontrol juga terasa makin dekat. Namun, sekali lagi. Artikel ini adalah pemaparan logis. Kami tak akan menyentuh kesimpulan apapun terkait mana yang benar dan mana yang tidak. Pertimbangan membangun landasan pikiran, tentu saja jadi pilihan Anda.
Kalian juga bisa mendapatkan pengetahuan menarik lainnya, jangan lupa visit Wesclic Knowledge. Disana kami merangkum pengetahuan seputar teknologi, startup, basic public speaking, dan masih banyak lagi. Jangan lupa follow instagram wesclic ya! Terimakasih sudah membaca artikel ini, salam hangat dari penulis untuk kalian semua.
Integrate — Interconnect the World’s — Information Technology.
Wesclic is The #1 Neo-Technology Companies in Yogyakarta, we provides big data and analytics solutions to support business and professional growth through data integrations on the SaaS Platforms.
Read More
Desain Formulir Pendaftaran Online Sekolah User-Friendly
Revalita 10/09/2025 0Digitalisasi di bidang pendidikan tidak hanya sebatas penyediaan materi belajar daring, tetapi juga merambah ke proses administrasi. Salah satu yang kini semakin banyak diterapkan adalah…
Master Plan 4 Tesla Fokus Energi dan Robotik Global
Revalita 10/09/2025 0Tesla kembali merilis dokumen strategis jangka panjang yang disebut Master Plan 4 Tesla, sebuah panduan…
Akuisisi Statsig, OpenAI Perkuat Strategi Produk
Revalita 10/09/2025 0OpenAI kembali menarik perhatian publik dengan langkah strategis terbarunya yang menegaskan ambisi perusahaan dalam memperluas…
Lens Live, Fitur Belanja AI Baru dari Amazon
Revalita 10/09/2025 0Amazon semakin serius mengintegrasikan kecerdasan buatan dalam pengalaman berbelanja daring. Perusahaan baru saja meluncurkan Lens…
ChatGPT Lebih Aman dengan GPT-5 dan Parental Control
Revalita 10/09/2025 0OpenAI tengah memperkenalkan langkah-langkah baru untuk meningkatkan keamanan penggunaan ChatGPT, menyusul munculnya sejumlah kasus serius…
Categories
- Business (158)
- Company Profile (3)
- Developer Connect (126)
- HR and L&D (23)
- Human Reasearch and Development (15)
- Landing Page (2)
- Marketing (31)
- Media Relations (72)
- News (53)
- Public Relations (48)
- Story (8)
- technology (1)
- Technology (677)
- Tips and Trick (74)
- Toko Online (2)
- Uncategorized (51)
- Video & Tips (13)
- Wesclic (73)
Popular Tags